WahanaNews.co I Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Mikro telah menunjukkan hasil yang signifikan terhadap
penurunan jumlah kasus aktif di Jakarta.
Baca Juga:
Pantau Percepatan Serentak Penurunan Stunting: Kunjungan Sekretariat Wakil Presiden ke Kabupaten Karo
Maka dari itu, melalui Keputusan Gubernur No. 294 Tahun 2021
tentang Perpanjangan PPKM Mikro dan Instruksi Gubernur No. 13 Tahun 2021
tentang Perpanjangan PPKM Mikro tingkat RT, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
kembali memperpanjang PPKM Mikro hingga
5 April 2021.
Penurunan jumlah kasus aktif secara detail dijelaskan Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, dimana ada periode penurunan
kasus yang sangat signifikan yakni 7.439 kasus aktif pada tanggal 8 Maret,
menjadi 5.747 kasus aktif pada tanggal 16 Maret. Artinya, ada penurunan hingga
1.692 kasus dengan diterapkannya PPKM Mikro.
"Namun, periode pascalibur hari besar keagamaan (Isra
Miraj dan Nyepi), kurvanya kembali naik, meskipun tetap terkontrol menjadi
7.322 kasus aktif pada 21 Maret 2021," terang Widyastuti.
Baca Juga:
Penurunan Jumlah Hewan Qurban di Desa Sibanggor Julu Tahun 2024
Penurunan kasus aktif yang signifikan ini juga
berdampak pada turunnya keterpakaian tempat tidur isolasi dan ICU.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta,
jumlah kapasitas tempat tidur isolasi per 7 Maret sebesar 8.256 tempat tidur
dan terpakai 4.922 tempat tidur atau 60% dari jumlah yang ada. Sedangkan,
jumlah kapasitas ICU per tanggal 7 Maret sebesar 1.148 dan terpakai 755 ICU
atau sebesar 66% yang terpakai.
"Sementara, itu per tanggal 21 Maret kami memiliki
kapasitas 7.863 tempat tidur isolasi dan terisi 4.258 atau 54% serta untuk ICU
sebesar 1.142 dan terisi 674 atau 59%. Dengan begitu, tempat tidur dan ICU yang
sebelumnya disiapkan dapat dialihkan untuk perawatan pasien non-Covid," terang
Widyastuti.
Meskipun terjadi penurunan jumlah kasus aktif,
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengimbau agar warga menahan
diri untuk tidak keluar rumah, terlebih bila tak ada kepentingan yang mendesak,
seperti halnya saat terjadi penambahan kasus pascalibur hari besar keagamaan.
"Alhamdulillah usaha kita bersama untuk menekan laju
kasus aktif melalui PPKM Mikro sudah sesuai dengan jalurnya, di mana kita bisa
melihat penurunan yang signifikan," ujar Gubernur Anies.
"Namun, liburan selalu menjadi faktor terjadinya
lonjakan kasus, sehingga ini yang harus kita antisipasi. Tetap menahan diri dan
ambil tanggung jawab untuk menghindari risiko keterpaparan," lanjutnya.
Selain itu, Gubernur Anies juga memaparkan data survei
yang dihimpun tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, UNICEF,
dan Kader Puskesmas dalam 1 minggu terakhir menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan
masyarakat untuk disiplin 3M berada di persentase yang kurang memuaskan.
Ketiga indikator menurun, di antaranya memakai masker
dan menjaga jarak hanya 40% dan mencuci tangan dengan sabun sebesar 10% saja.
Padahal, sebelumnya indikator-indikator tersebut dapat menyentuh 85%.
"Sekali lagi, kami mengingatkan agar terus menerapkan
disiplin protokol kesehatan 3M, meskipun kita bosan dan jenuh tetapi virusnya tak kenal bosan, tak kenal jenuh. Dan
sering juga saya katakan bahwa memakai masker memang tidak nyaman, tetapi lebih
tidak nyaman apabila dirawat karena positif Covid-19," pesan Gubernur Anies.
Gubernur Anies meyakini jika keberlanjutan PPKM Mikro
dibarengi dengan disiplin 3M warganya dan ditambah dengan proses vaksinasi yang
sudah menyentuh angka 824.000 untuk tahap 1 dan 2, yaitu tenaga kesehatan,
lanjut usia, dan pelayanan publik, maka ke depan Jakarta akan lebih cepat dalam
proses recovery, baik kesehatan maupun ekonomi.
"PPKM Mikro ini berdampak efektif juga harapannya
beriringan dengan disiplin 3M, ditambah lagi dengan keberadaan vaksin yang akan
menjadi game changer dari pandemi ini," tandasnya. (tum)