WahanaNews.co I Menyikapi terjadinya aksi kekerasan
konfilk Masyarakat Adat Natumingka dengan pihak PT TPL beberapa waktu lalu,
Ketua Naposo Batak Se-Jabodetabek (Nabaja) Darman Saidi Siahaan, mengaku sangat prihatin atas sikap aparat
kepolisian kepada warga.
Baca Juga:
Bupati Pakpak Bharat Terima Bantuan Taman Dancing Fountain dari PT. TPL
Hal tersebut disampaikan, Darman Saidi Siahaan, saat menemui
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, di kantornya, Jakarta, Senin (31/05/2021).
Dia mengaku selalu memantau perkembangan karena didorong
situasi kerpiahatinan kemiskinan di
kampung.
Baca Juga:
PT TPL Sektor Habinsaran Berikan 30.000 Bibit Kopi dan Adakan Pelatihan
"Di perantauan pun kami tetap prihatin, karena kami sering
mendengar tindak kekerasan menimpa masyarakat. Dan masyarakat yang selalu
salah. Kami melihat, sering kejadian kekerasan, termasuk sampai ada korban
jiwa, tapi tidak pernah seorang pun tersangka dari pihak TPL," kata Darman.
Senin pekan lalu, Darman dan perwakilan masyarakat adat
Natumingka, Kecamatan Borbor, Kabuapten Toba, korban kekerasan PT TPL, mengadu
ke Komnas HAM.
"Sudah ada 80 kasus masuk ke Komnas HAM. Namun belum ada
terselesaikan. Dan saat ini, 3 warga dari kasus terbaru di Natumingka, justru
ditetapkan sebagai tersangka terkait hutan. Itulah kami sesalkan, makanya kami
datang ke Komnas HAM," kata Darman.
Darman bermohon agar Kapolri dan kepolisian mendukung,
mengayomi dan melindungi masyarakat.
"Jangan lah terlalu keras-keras kepada masyarakat, kalaupun
bawa pentung, jangan terlalu keras," pintanya.
Dia berseloroh, dengan menyebut, pemerintah telah membagi
dua tanah Batak, satu kepada ke marga Batak, satu lagi kepada marga Tanoto.
"Siapa pun yang pro TPL dan melawan bangso Batak, kami sebut
marga Tanoto. Kami ingin, masyarakat punya tanah leluhur yang jelas," ucapnya. (tum)