Program ini menjangkau 289 sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah di Kota Ambon, Maluku Tengah, Maluku Tenggara, dan Seram Bagian Barat. Sebanyak 1.688 tenaga pendidik dan lebih dari 32.000 murid menerima manfaat dari program ini.
INOVASI juga mendorong partisipasi aktif seluruh ekosistem pendidikan, mulai dari kepala sekolah, guru, murid, orang tua, hingga masyarakat. Keterlibatan ini penting dalam membangun kesadaran kolektif terhadap isu iklim dan mendorong aksi nyata di lingkungan sekolah.
Baca Juga:
Kunjungi Mapolres Sibolga, Kapolda Sumut Tekankan Sinergitas Lintas Sektor
Mengutip studi Hanushek & Woessmann (2012), Mus mengatakan bahwa peningkatan 10 persen pelajar dengan kemampuan membaca dasar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 0,3 persen.
Sementara itu, studi Lee Crawfurd (2025) mengungkapkan bahwa peningkatan satu standar deviasi dalam literasi dan numerasi anak usia 7–12 tahun di Indonesia berkorelasi dengan peningkatan pendapatan saat dewasa sebesar 11 persen. Temuan ini menegaskan bahwa investasi pada keterampilan dasar memiliki dampak ekonomi jangka panjang yang signifikan.
Festival Literasi dan Iklim 2025 menjadi ruang kolaboratif lintas sektor antara Kemendikdasmen, INOVASI, Yayasan Heka Leka, dan PT Integrasi Transit Jakarta. Kegiatan ini menghadirkan peluncuran buku, diskusi publik, dan aktivitas edukatif yang inklusif.
Baca Juga:
PLN Hadirkan HCS Ultima, Layanan Home Charging EV dengan Pemasangan Lebih Cepat dan Praktis
Dalam kegiatan tersebut, anak-anak dari wilayah 3T di Maluku Tengah juga ikut bergabung secara daring, yaitu anak-anak dari Negeri Manusela, Negeri Maraina, dan Negeri Kanikeh di Kecamatan Seram Utara yang berada di wilayah Pegunungan Binaya atau dikenal sebagai Negeri-Negeri di Atas Awan, serta SDN 334 Maluku Tengah, Desa Mahu, Kecamatan Saparua Timur.
[REDAKTUR: HADI KURNIAWAN]