WAHANANEWS.CO, Medan - Dukungan dan apresiasi datang dari Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran terhadap rencana strategis Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) yang akan menghadirkan layanan transportasi udara berupa seaplane ke kawasan Danau Toba.
Inovasi ini dinilai sebagai terobosan besar dalam memajukan sektor pariwisata nasional, khususnya di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba.
Baca Juga:
Wakil Gubernur: Sulawesi Utara Ekspor Langsung Komoditi ke China
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menyampaikan penghargaan tinggi terhadap gagasan yang dinilai mampu mendongkrak konektivitas dan daya saing kawasan Danau Toba di tingkat global.
"Rencana penyediaan seaplane ini adalah bentuk konkret dari semangat kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat pengembangan pariwisata yang inklusif dan berkualitas. Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada BPODT dan Gubernur Sumatera Utara karena telah menunjukkan komitmen terhadap kemajuan kawasan Danau Toba," ujar Tohom, Jumat (4/7/2025).
Menurut Tohom, penggunaan seaplane tidak hanya berdampak pada kenyamanan dan efisiensi wisatawan, tapi juga membuka peluang pemerataan ekonomi bagi delapan kabupaten yang mengelilingi Danau Toba.
Baca Juga:
Gubernur Tawarkan Air Asia Buka Rute Baru di Kaltara
“Dengan akses udara langsung, wisatawan bisa menjangkau Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, Simalungun, Dairi, Karo, hingga Pakpak Bharat dengan lebih cepat. Ini akan mendorong distribusi kunjungan yang lebih merata, sekaligus memperkuat potensi UMKM lokal,” jelasnya.
Tohom menekankan bahwa penguatan transportasi udara yang ramah lingkungan seperti seaplane sangat sejalan dengan prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk melihat pariwisata bukan hanya dari sisi estetika, tetapi juga sebagai instrumen pemerataan pembangunan antarwilayah.
“Danau Toba adalah mahkota pariwisata Indonesia di Sumatera Utara. Maka strategi pengembangannya harus cerdas dan sensitif terhadap daya dukung kawasan. Inilah yang sedang dibangun lewat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta,” imbuhnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengingatkan bahwa wilayah aglomerasi Sumatera Utara memiliki keunikan topografis yang memerlukan pendekatan integratif dalam membangun konektivitas.
“Kami melihat pengembangan seaplane ini sangat sesuai dengan tantangan geografis kawasan Danau Toba yang tidak semua wilayahnya mudah dijangkau melalui jalur darat. Maka solusi berbasis udara akan menjadi jawaban strategis, selama tetap memperhatikan aspek keselamatan, ekologi, dan inklusivitas,” ujarnya.
Ia juga mengusulkan agar rencana pengoperasian seaplane tidak hanya berhenti di destinasi wisata, tetapi diperluas menjadi bagian dari sistem transportasi udara terpadu untuk masyarakat di daerah terpencil sekitar Danau Toba.
“Kita ingin pariwisata menjadi pengungkit, bukan pemisah. Jika sistem ini bisa dikembangkan untuk melayani rute antar-kabupaten, maka manfaatnya akan jauh lebih besar bagi warga lokal,” tegasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama BPODT, Jimmy Panjaitan, mengatakan bahwa langkah ini diajukan kepada Menteri Perhubungan sebagai bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan kenyamanan dan daya tarik kawasan Danau Toba
“Dengan tersedianya akses transportasi lebih cepat dan nyaman, waktu tempuh dari kota-kota besar dan negara tetangga semakin singkat,” kata Jimmy.
Jimmy menambahkan, kolaborasi antara BPODT, Pemprov Sumut, dan Kementerian Perhubungan merupakan pilar utama untuk mewujudkan quality tourism di Danau Toba.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]