Dirinya sangat menyayangkan bila ada pemuka agama di Papua
yang melakukan politik praktis untuk menghasut, membangun sentimen negatif
kepada umat atau jemaatnya yang dapat membuat runtuhnya persatuan dan
persaudaraan di masyarakat Papua.
Baca Juga:
Kasus Ijazah Jokowi, Dr Tifa Sebut Khozinudin Bukan Lagi Pengacaranya Sejak 5 Bulan Lalu
"Memang dalam alkitab diperbolehkan untuk berpolitik.
Tetapi politik yang damai, politik
untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat
dan membangun Papua ke masa depan," lanjutnya.
Dirinya mengungkapkan, tidak ada politik praktis di gereja.
Karena gereja memang murni untuk beribadat.
Baca Juga:
Ahmad Ali: Saya yang Paling Rugi Kalau PSI Kalah Melawan NasDem
Intinya kita semua beribadah di gereja, tidak membahas
hal-hal lain yang dapat menimbulkan kecemasan jemaat.