Dirinya sangat menyayangkan bila ada pemuka agama di Papua
yang melakukan politik praktis untuk menghasut, membangun sentimen negatif
kepada umat atau jemaatnya yang dapat membuat runtuhnya persatuan dan
persaudaraan di masyarakat Papua.
Baca Juga:
Bawaslu Muara Enim Perkuat Integritas, Libatkan 42 Mitra Strategis dalam Diskusi Kelembagaan
"Memang dalam alkitab diperbolehkan untuk berpolitik.
Tetapi politik yang damai, politik
untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat
dan membangun Papua ke masa depan," lanjutnya.
Dirinya mengungkapkan, tidak ada politik praktis di gereja.
Karena gereja memang murni untuk beribadat.
Baca Juga:
Analis Nilai Listyo Sigit Perlu Dipertahankan Presiden Sebagai Kapolri
Intinya kita semua beribadah di gereja, tidak membahas
hal-hal lain yang dapat menimbulkan kecemasan jemaat.