Sumut.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyambut positif rencana PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) membangun pabrik Coal Tar Pitch (CTP) di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Langkah ini dinilai sebagai strategi cerdas untuk memperkuat kemandirian industri aluminium nasional sekaligus mendorong percepatan Kawasan Ekonomi Pelabuhan Kuala Tanjung.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Progres Kawasan Industri Kuala Tanjung, Sebut Infrastruktur Dasar Penentu Daya Saing
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa inisiatif INALUM tersebut bukan sekadar proyek industri, tetapi juga akan memberi dampak sistemik terhadap pembangunan kawasan.
“Ketika bahan baku utama aluminium bisa diproduksi di dalam negeri, maka rantai pasok menjadi lebih efisien, biaya logistik turun, dan pada akhirnya daya saing nasional meningkat. Kuala Tanjung akan mendapat dorongan besar sebagai pusat ekonomi baru,” ujar Tohom di Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Menurut Tohom, keberadaan pabrik CTP akan menurunkan ketergantungan Indonesia terhadap impor dari China dan India, yang selama ini menjadi sumber utama.
Baca Juga:
INALUM Perkuat Strategi Dekarbonisasi melalui Restorasi Mangrove Bersama Grup MIND ID
“Kemandirian pasokan bahan baku berarti kita lebih tahan terhadap gejolak global. Dalam konteks geopolitik perdagangan internasional, hal ini sangat strategis,” tambahnya.
Ia juga menyoroti aspek keberlanjutan, di mana INALUM mengaitkan proyek CTP dengan upaya menurunkan emisi karbon.
“Ini penting karena dunia industri kini tidak bisa lagi hanya bicara soal output produksi, tetapi juga soal dampak lingkungannya. Pabrik CTP di Kuala Tanjung adalah contoh transformasi industri menuju efisiensi sekaligus ramah lingkungan,” jelas Tohom.
Lebih jauh, Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengatakan bahwa proyek CTP akan memberi nilai tambah signifikan pada kawasan ekonomi sekitar Pelabuhan Kuala Tanjung.
“Kita bicara bukan hanya pabrik berdiri, tetapi munculnya ekosistem baru, mulai dari sektor logistik, jasa, hingga UMKM yang akan ikut terdorong. Inilah multiplier effect yang ditunggu-tunggu masyarakat Sumatera Utara,” paparnya.
Ia menuturkan bahwa belanja modal (Capex) INALUM yang mencapai 83 juta dolar AS pada 2025, termasuk alokasi besar untuk proyek strategis, adalah sinyal kuat bahwa negara serius memperkuat hilirisasi industri.
“Ketika investasi diarahkan ke hulu dan hilir sekaligus, maka kita sedang membangun ketahanan industri jangka panjang,” ucap Tohom.
MARTABAT Prabowo-Gibran menilai keberhasilan proyek ini akan menjadi preseden baik bagi daerah lain.
“Jika Kuala Tanjung berhasil menjadi pusat industri aluminium yang berdaya saing global, maka pola ini bisa direplikasi di kawasan ekonomi lainnya di Indonesia,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Operasional INALUM, Ivan Ermisyam, menjelaskan bahwa CTP merupakan bahan baku vital dalam proses peleburan aluminium yang selama ini masih 100 persen diimpor.
Dengan pabrik baru, INALUM berharap dapat menekan emisi karbon, menurunkan biaya logistik, serta memperkuat rantai pasok industri aluminium nasional.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]