Sumut.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo–Gibran menyambut positif langkah pemerintah memperkuat posisi Danau Toba sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) melalui penyusunan program strategis tahun 2026.
Bagi MARTABAT, arah kebijakan yang disampaikan dalam rapat yang dipimpin Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan itu menunjukkan komitmen serius negara untuk menjadikan Danau Toba sebagai model pariwisata hijau yang berkelas dunia.
Baca Juga:
Kongres IX STN: Ingatkan bahaya “Serakahnomics” dan dampaknya bagi Petani-Nelayan
Setelah menyampaikan sikap organisasi, Ketua Umum MARTABAT Prabowo–Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa penguatan Danau Toba harus diposisikan sebagai agenda nasional yang bukan hanya membangun infrastruktur wisata, tetapi juga membangun masa depan energi bersih di kawasan tersebut.
Menurut Tohom, arah kebijakan yang menekankan keberlanjutan lingkungan adalah langkah tepat untuk memastikan Danau Toba tidak hanya menjadi destinasi unggulan, tetapi juga ekosistem ekonomi rakyat yang tumbuh secara adil dan lestari.
“Komitmen lintas kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah dalam memperkuat Danau Toba sebagai DPSP adalah momentum besar. Ini bukan hanya soal mempercantik kawasan, tetapi memastikan bahwa pariwisata berbasis energi hijau benar-benar diterapkan sebagai standar utama,” ujar Tohom, Senin (24/11/2025).
Baca Juga:
HUT ke-80 Korps Brimob, Polda Jambi Gelar Syukuran di Gedung Siginjai Sakti Wira Bakti
Ia menyebut bahwa pemenuhan empat rekomendasi UNESCO oleh Pemprov Sumut, yakni Warisan Geologi, Warisan Lainnya, Visibility, Kemitraan, serta Konten Tiga Bahasa, menjadi pijakan penting bagi penguatan identitas Geopark Danau Toba.
Selain itu, peningkatan SDM melalui pelatihan guide geowisata serta pengembangan infrastruktur dasar seperti papan informasi, fasilitas umum, dan sarana wisata, merupakan bagian dari fondasi strategis yang harus disinergikan dengan konsep pariwisata berkelanjutan.
Tohom yang juga Pengamat Energi dan Lingkungan menekankan bahwa aspek energi hijau, terutama terkait pasokan listrik ramah lingkungan dan efisiensi sumber daya, menjadi penentu masa depan pariwisata Danau Toba.
“Jika kita ingin Danau Toba menjadi destinasi berkelas dunia, maka seluruh rantai nilai pariwisata harus terhubung dengan prinsip energi hijau, mulai dari transportasi, akomodasi, hingga fasilitas publik. Ini bukan pilihan, tetapi keharusan,” tegasnya.
Lebih jauh, Tohom menilai bahwa promosi internasional lewat agenda-agenda besar seperti Festival Danau Toba, F1H2O, dan event geopark tingkat global, harus didukung dengan kesiapan infrastruktur dan kualitas kebersihan kawasan.
Ia mengapresiasi penegasan DEN mengenai pentingnya air bersih, sanitasi, akomodasi ramah lingkungan, hingga pengelolaan sampah yang modern.
“Keberlanjutan tidak bisa sekadar narasi. Ia harus terlihat dari bagaimana daerah menyiapkan dasar-dasar layanan publik yang bermutu,” ujarnya.
Sebagai penutup, Tohom menyatakan bahwa MARTABAT Prabowo–Gibran siap mengawal agenda ini secara berkelanjutan melalui edukasi publik, kolaborasi masyarakat, dan penguatan peran relawan di kawasan Danau Toba.
“Kami akan turut memastikan bahwa transformasi Danau Toba berjalan sejalan dengan visi energi hijau dan ekonomi rakyat,” katanya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]