Diharapkan apabila pedagang mendapati hewan yang mendapati ciri-ciri PMK tersebut untuk tidak mengambil lagi hewan dari daerah asal, agar tidak menjadi carier (pembawa) penyakit PMK bagi hewan ternak di Kabupaten Samosir.
Dr. Tumiur Gultom sudah menginstruksikan seluruh PPL yang ada di Kabupaten Samosir, yang saat ini berjumlah 49 orang untuk mensosialisasikan penyakit kuku dan mulut tersebut, khususnya kepada peternak dan pelaku usaha tentang tata cara pencegahan dan antisipasi deteksi dini penyebaran PMK di Kabupaten Samosir, selain itu juga Dinas Ketapang dan Pertanian akan melakukan sosialisasi ke pasar-pasar tradisional dan pelaku usaha turunan peternakan.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
Untuk membantu kabupaten tetangga dan Sumatera Utara secara menyeluruh, khususnya dalam pencegahan PMK dan perdagangan hewan ternak, Dinas Ketapang dan Pertanian Kabupaten Samosir akan melakukan sosialisasi kepada pengumpul/pedagang (kerbau) dan melaksanakan sterilisasi atau penyemprotan disinfektan pada hewan ternak dan moda transportasi yang mengangkut hewan ternak menuju dan keluar Kabupaten Samosir.
Kedepannya, Dr. Tumiur Gultom menjelaskan bahwa pihaknya juga akan memberlakukan SOP bagi perdagangan lalu lintas ternak di Kabupaten Samosir, agar Kabupaten Samosir dapat benar-benar bersih dari wabah dan penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ataupun penyakit hewan ternak lainnya.
Sebagai informasi, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak tidak membahayakan kesehatan manusia dan tidak menular pada manusia, dan daging ternak tersebut dapat dikonsumsi manusia dengan pemasakan yang sempurna, atau dipanaskan pada air mendidih (merebus) selama paling sedikit 30 menit. [rum]