Memang benar banyak yang berubah dan berbeda 180 derajat saat Biden mulai memerintah pada 20 Januari lalu dibanding masa pemerintahan Donald Trump.
Tetapi penentangan Biden atas petualangan militer yang tiada akhir di mana-mana, yang disebut para pengkritik bahwa AS bertindak sendiri sebagai "polisi dunia", sejatinya adalah Trumpian, atau haluan dasar pandangan pemerintahan Donald Trump.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Sambangi Gedung Putih, Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik dengan AS
Keduanya, Trump dan Biden, punya pandangan mendasar yang sama tentang hal tersebut.
Ketika Biden mengumumkan "saatnya untuk mengakhiri perang tiada akhir ini," tentang Afghanistan, "itu bisa dengan mudah menjadi (prestasi) Trump," kata Charles Franklin, seorang profesor Sekolah Hukum Marquette dan direktur jajak pendapat Marquette.
Hari ini "publik tidak bersedia berkomitmen untuk peran internasional yang besar, tidak seperti peran yang dimainkan AS tahun 1950-an-1990-an," kata Franklin kepada AFP seperti dilansir France24, Sabtu (4/9/2021).
Baca Juga:
Demokrat Tuding Keputusan Biden sebagai Penyebab Kegagalan Harris Hadapi Trump
Mengenai Afghanistan khususnya, jajak pendapat menunjukkan dukungan kuat untuk keluar, sebesar 77 persen. Ini menurut jajak pendapat baru Washington Post/ABC News, yang dirilis bahkan saat Biden harus menerima pukulan bertubi-tubi atas cara penarikan yang kacau dan tidak sesuai estimasi militer serta intelijen.
Walau begitu, Joe Biden punya perbedaan mendasar serta mencolok dari kaum isolasionis di AS. Perbedaan itu adalah antusiasme pemerintahan Joe Biden untuk membangun aliansi dan hubungan di berbagai kawasan.
Doktrin dan Teori Biden menginginkan AS tidak lagi menjadi polisi dunia yang angkuh, namun ingin menjadi pemimpin yang bersahabat dari masyarakat dunia.