"Omset penjualan kita bisa mencapai Rp 5 juta per bulannya," tukas Lutfhi.
Menurut Lutfhi, eksitensi Koperasi ICB yang telah berlangsung 1 tahun lebih, tidak terlepas dari pendampingan yang diberikan PT Agincourt Resources. Pengelola Tambang Emas Martabe ini secara kontinyu memberikan dukungan dan motivasi. Kolaborasi antara PTAR dengan Koperasi ICB berhasil menselaraskan keinginan melestarikan alam, dengan pengelolaan sampah yang bernilai ekonomis.
Baca Juga:
Bobby Kampanye di Tapsel: Kami Anak dan Menantu Mulyono
"Selain dari TPST Aek Sirara, kita juga mendapat pasokan sampah dari PTAR, yang menjadi bahan baku berbagai jenis souvenir. Pihak PTAR juga memberikan bantuan alat-alat pertukangan," timpalnya.
Sementara itu, Superintendent Environmental Site Support PTAR, Syaiful Anwar, menyebukan, pendampingan yang dilakukan pihaknya merupakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitar tambang.
Melalui kolaborasi daur ulang, PTAR mencoba membangun kesadaran bagi masyarakat, bahwa apabila dikelola dengan baik, sampah dapat memberikan manfaat ekonomis. Untuk kedepannya, Syaiful berharap, Koperasi ICB bisa menjadi pelopor bank sampah di Kecamatan Batangtoru.
Baca Juga:
Jengkel Sering Ditanya 'Kapan Nikah', Pria di Tapanuli Selatan Habisi Tetangganya
"Pembinaan yang kita lakukan agar bagaimana Koperasi ICB tidak hanya mengelola sampah yang ada di tambang dan di TPST Aek Sirara, tapi sampah dari masyarakat juga. Harapannya kedepan, Koperasi ICB bisa menjadi pelopor bank sampah di Kecamatan Batangtoru," sebutnya.[tum]