WahanaNwes.co I PT Dairi Prima Mineral (DPM) tidak
menepati janji dengan warga (keluarga
Tua Siahaan) pemilik kolam pancing Gogo yang berada di bantaran ruas jalan
menuju tambang perusahaan tersebut.
Baca Juga:
Tim Penyidik DJP Sita 4 Truk BBM Terkait Penggelapan Pajak
Akibatnya pemilik kolam pancing Gogo, kembali mengalami kerugian.
Sebab akibat hujan deras tadi malam, air tumpahan dari badan jalan bercampur
lumpur mengalir membuat ikan-ikan di kolam pancingnya pada mati.
Sebelumnya pada hari Senin (9/08/2021) Keluarga Siahaan
telah memblokade (menutup) jalan akses menuju tambang. Hal ini disebabkan, keluhan
mereka selama ini tidak didengarkan pihak PT DPM. Yakni kalau hujan turun, air
bercampur lumpur dari akses ruas jalan ke tambang perusahaan tersebut akan
langsung mengaliri ke kolam dan areal persawahan. Karena saluran air/parit jalan
tidak dipelihara atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Baca Juga:
Imbas Tak Bayar Sewa Kantor, Akses Masuk PT DPM Diblokir Warga
Menyikapi persoalan itu, Lurah Parongil dan Camat Parongil
yang juga di dampingi seorang personil Polsek Parongil hadir menengahi permasalahan
itu, dan membuat keluarga Siahaan sedikit lega.
Namun janji pihak perusahaan untuk memulai penanganan
saluran air penyebab permasalahan itu tidak ada tindak lanjutnya. Walaupun
beberapa buah pipa dan beberapa tumpukan tanah yang akan di manfaatkan sebagai
tanggul sudah berada di sekitar lokasi.
Namun di hari berikutnya tadi malam Selasa, (10/08/2021) hujan
deras kembali menyengsarakan pemilik kolam akibat derasnya air dan lumpur yang
membanjiri kolam mereka, sehingga puluhan ekor ikan ikan mereka mati seketika.
Kondisi itu telah di laporkan kembali kepada Lurah dan camat
dengan turut mengirimkan foto foto ikan yang mati dan kondisi air pada kolam
saat itu melalui WA. Sayangnya mungkin
akibat hujan lebat beliau berdua tidak dapat hadir langsung melihat kondisi ke
lokasi.
"Walau kami ketahui ini adalah hari libur besar nasional,
melalui wa kami tetap mencoba melaporkan kondisi ini kepada para penyambung
lidah PT. DPM diantaranya Ira boru Tambunan dan Pak Budi Situmorang, kiranya
mereka berkenaan menyuruh teman kerjanya yang boleh datang kelokasi kami, untuk
melihat dengan jelas bukti kejadian yang sebenarnya dilapangan atas apa yang
kami alami," kata anak pemilik kolam Pancing Gogo, Rabu (11/08/2021).
Dia menyebutkan, selama ini keluhan telah berulang disampaikan.
Dan selalu saja mereka minta bukti, akan tetapi ketika kita undang mereka tidak
berkenaan datang melihat langsung sampai saat ini (Pukul 15.00 Wib).
"Alasan sedang libur dan sedang berduka kami bisa pahami.
Tapi kenapa mereka tak pernah mau sedikit pun memahami keluhan kami. Apa kami tunggu
mati dulu karena tertekan perasaan dan keletihan mengalami masalh ini," ungkap Ibu
boru Togatorop sembari mengusap air matanya.
Karena kekesalan mereka, anak pemilik kolam pancing mengantarkan ikan-ikan yang mati itu ke kantor PT. DPM di Tombak Manjolor. "Terserah
apa pengamatan publik, pihak perusahaan
dan pemerintah terhadap sikap ini, kami sudah siap menanggung resiko,"
tambahnya.
Menurut keluarga Siahaan, bukan mereka tidak koperatif,
pemerintah yang memediasi juga sangat di hargai. Namun hasil dari rumbukan itu
belum berbentuk rupa apapun, masalah kembali sudah datang.
"Kalau jalan kami blockade, mereka bilang kami arogan,
pemerintah bilang kami melanggar aturan, polisi akan bilang kami melanggar
hukum. Ok sekarang hukum atau atauran itu hanya berpihak kepada perusahaan
besar yang tak punya naluri kemanusiaan inikah, tidakkah kami masyarakat kecil
yang hanya bisa hidup dari ladang dan kolam pancing ini tidak turut dalam
lingkup aturan dan hukum itu ?" tanya Ibu itu kepada awak media.
Terpisah,
humas PT DPM berulangkali dihubungi wartawan melalui HP untuk meminta
konfirmasi namun tidak terjawab. (tum)