"Kami sudah mulai mencoba untuk bertahan, tapi hari ini
kami mengangkat bendera putih sebagai tanda bahwa kekuatan kami pun itu ada
batasnya. Kami tidak meminta apa-apa kepada pemerintah, kami hanya mau
diperhatikan, perhatian dari pemerintah bagaimana kami bisa melanjutkan hidup.
Kami tidak butuh bantuan kirim beras ke rumah kami atau kirim gula ke rumah
kami. Kami cuma ingin tetaplah kami boleh berdagang, tapi bagaimana cara
berdagang itu buatlah peraturannya," ucap Andi.
Baca Juga:
Sebelumnya di Aceh, Pulau Panjang dan Tiga Lainnya Kini Resmi Masuk Wilayah Tapteng
Andi meminta kepada pemerintah agar mendengar keluhannya.
Andi pun menyebut selama ini pedagang tidak hanya gulung tikar. Akan tetapi,
rumahnya pun ikut tergulung lantaran tidak mampu membayar cicilan.
"Pak, tolong kami. Kami sudah mengangkat bendera putih,
kami sudah menyerah. Mohon didengarkan Bapak-bapak pembuat kebijakan. Bukan
hanya gulung tikar, sak rumah-rumah pun tergulung karena nggak sanggup bayar
cicilan rumah. Hampir semua kami di sini hampir gulung tikar, tapi kami tetap
mencoba untuk bertahan. Kepada siapa kami mengadu kalau bukan kepada
pemerintah," sebut Andi.
Baca Juga:
Vihara Megah di Danau Toba Kini Punya Tiga Rupang Perlindungan Buddhis
Andi menuturkan, yang jelas, saat ini yang mengangkat
bendera putih dari forum pekerja kuliner malam adalah para pedagang Megapark,
Pasar Rakyat Marelan, pedagang Metrolink, Pajak Kedan, dan itu akan diikuti
oleh kawan-kawan yang lain karena keadaan ini. (tum)