Masih
berdasarkan pantauan media, anehnya
masih di proyek yang sama, pemasangan auditnya juga diduga bermasalah,
karena begitu beko mengangkat lumpur dari bekas got yang sebelumnya digenangin
air yang tidak mengalir, petugas yang berseragam biru itu langsung memasukkan
auditnya, memang petugas berusaha menyedot air dari dalam lubang yang dikeruk beko tersebut tapi air
tidak bisa kering, sehingga auditnya langsung dimasukan tanpa ada dasar pengerasan di bawah.
Ketika dikonfirmasi ke petugas
di lapangan bernama Juned, ia sama sekali tidak menjawab dan malah menjawab untuk dikonfirmasi ke Kasatpel mereka
di Kecamatan Kalideres.
Baca Juga:
Pemkot Surabaya Mengebut Proyek Penanganan Banjir di Perkampungan
Setelah
media bertemu dengan Kasappel Julkarnaen, ia mengatakan bahwa pembangunan
tembok saluran air tersebut sudah benar, walaupun pembuatan dasar temboknya
hanya batu kali yang besar dimasukkan ke dalam lumpur tanpa ada tahanan bambu
berdiri di dalam genangan air tersebut.
"Pembangunan
tembok saluran air itu sudah benar Pak," jawab Julkarnaen menjawab konfirmasi media
tanpa merasa bersalah atau memang dia sama sekali tidak mengerti.
Lebih lanjut, Ketika dikonfirmasi dari mana
anggaran proyek berasal dan mengapa tidak memasang plang proyek, Kasatpel Julkarnaen
menjawab
dana proyek tersebut dan masalah plang proyek Itu urusan Ka Sudin, karena yang mengadakan lelang untuk
proyek tersebut adalah pihak Sudin PU SDA Jakarta Barat.
Baca Juga:
Pemerintah DKI Lanjutkan Pembangunan Infrastruktur Pengendali Banjir Tahun 2024
"Silahkan tanya langsung ke Ka
Sudin karena saya ditugaskan hanya mengurusi pengadaan
materialnya saja,"
jawabnya singkat.
Ketika hal ini dikonfirmasi lewat telepon ke
Ka Sudin PU Tata Air Jakarta Barat, sangat disayangkan, Ka Sudin sama
sekali tidak menjawab telepon.
(Tio)