Sumut.WAHANANEWS.CO - MARTABAT Prabowo-Gibran menyampaikan apresiasi kuat terhadap langkah strategis pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, serta seluruh pemangku kepentingan yang memperkuat Danau Toba sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
Organisasi relawan nasional ini menilai penyusunan program strategis 2026 merupakan momentum besar untuk mengakselerasi transformasi pariwisata nasional sekaligus menjadikan Danau Toba sebagai ikon pariwisata berkelas dunia yang ramah lingkungan.
Baca Juga:
HUT ke-80 Korps Brimob, Polda Jambi Gelar Syukuran di Gedung Siginjai Sakti Wira Bakti
Menurut organisasi tersebut, sinergi lintas kementerian hingga pemerintah kabupaten/kota merupakan fondasi penting yang selaras dengan arah besar pembangunan era Prabowo-Gibran, yakni pariwisata berkelanjutan yang memperkuat identitas lokal, meningkatkan ekonomi masyarakat, serta menjaga kelestarian lingkungan secara bertanggung jawab.
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa program penguatan Danau Toba 2026 adalah langkah visioner yang harus dipastikan berjalan dengan presisi.
“Yang dilakukan pemerintah saat ini bukan sekadar mempercantik destinasi, tetapi membangun ekosistem pariwisata yang tumbuh dari bawah, berbasis SDM lokal, dan berorientasi jangka panjang. Itu esensi dari pariwisata berkelanjutan yang kita dorong,” ujar Tohom, Minggu (16/11/2025).
Baca Juga:
Wamendag: Pemanfaatan Perjanjian Dagang untuk Kuasai Pasar Global
Ia menilai bahwa pemenuhan empat rekomendasi UNESCO merupakan modal besar untuk menjadikan Geopark Danau Toba lebih terlihat di mata dunia.
“Visibilitas global itu sangat penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana masyarakat lokal ikut menjadi aktor utama. Ketika pelatihan geowisata diperluas, ketika infrastruktur ditata, masyarakatlah yang pertama merasakan dampaknya,” ungkapnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menggarisbawahi pentingnya memastikan kesiapan infrastruktur dasar seperti akses transportasi, pasokan listrik, air bersih, serta tata kelola kebersihan kawasan.
“Penguatan DPSP tidak boleh hanya berhenti pada event besar atau promosi internasional. Fondasinya adalah kesiapan daerah. Jika listrik stabil, air bersih cukup, akses mudah, dan lingkungan terjaga, maka kelas dunia itu hadir dengan sendirinya,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa sinergi antarsektor, termasuk penyusunan DED Amphiteater, Masterplan KEK Pariwisata Danau Toba, serta pengembangan fasilitas publik, harus dikawal dengan pengawasan dan evaluasi berkelanjutan.
“Danau Toba adalah aset nasional. Jika ditangani dengan visi panjang, ini akan menjadi lompatan besar menuju Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.
Tohom menilai bahwa event-event internasional yang dijadwalkan pada 2026 -- dari F1H2O hingga Trail of the Kings by UTMB -- harus dijadikan momentum percepatan pembangunan dan bukan hanya kegiatan seremonial.
“Ketika wisatawan dunia datang, yang mereka lihat bukan hanya atraksi, tapi kesiapan sistem. Di situlah reputasi pariwisata Indonesia dibangun,” tegasnya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]