Namun demikian pihak keluarga besar Pdt Faber Manurung tetap bersikeras menyatakan bahwa tanah tempat berdirinya rumah yang didiami oleh Manolong Manurung adalah milik keturunan Op. Sinta Manurung, dan pihaknya tidak mau mencabut pagar penutup dan spanduk yang menutupi akses jalan menuju rumah Manolong tersebut.
"Karena sudah SP3, pernah juga Kapolsek, Camat dan kepala desa mendatangi pihak keluarga besar Pdt Faber meminta untuk mencabut bambu penutup jalan rumah saya, namun ditolak keras. Hingga saat ini bambu dan spanduk yang menutupi jalan kerumah saya masih tetap berdiri", kata Manolong seraya menambahkan bahwa keluarganya harus berjalan keluar masuk rumah melalui jalan setapak samping rumahnya.
Baca Juga:
Inilah 3 Putra Berdarah Batak Toba yang Jabat Kapolda di Tahun 2024
Disinggung latarbelakang dari penutupan jalan tersebut, Manolong Manurung mengaku bahwa dirinya pernah diajak oleh Pdt Faber Manurung untuk ikut serta melakukan aksi demontrasi dengan tuntutan "Tutup TPL" yang dikaitkan dengan limbah Nursery.
Namun ajakan Pdt Faber Manurung ini ditolak oleh Manolong Manurung karena limbah Nursery yang dituduhkan oleh Faber merusak tanaman persawahan Dusun Parbulu itu tidak mendasar atau tidak terbukti.
Bahkan selama berpuluh tahun ini, masih menurut Manolong, persawahan yang menggunakan air yang berasal dari nursery tidak ada yang merusak persawahan malah hasil panen padi di dusun itu sangat memuaskan, ditambah lagi bisa digunakan untuk mencuci tangan.
Baca Juga:
F1 Powerboat 2024 Danau Toba Sukses Pakai Listrik Hijau PLN yang Andal Tanpa Kedip
"Mungkin dia (Pdt Faber Manurung,red) kesal sama saya karena saya tidak mau ikut demo TPL. Akhirnya mungkin dia suruh bapak udanya (paman, red) menutup pintu pagar rumah saya dengan bambu. Walau tidak terbukti tanah ini miliknya, tetap saja mereka bersikeras tidak mau mencabut bambu itu," kata Manolong haru.
Sementara itu marga Sinaga yang enggan menyebutkan namanya mengatakan bahwa permasalahan antara Manolong Manurung dan pihak keluarga besar Pdt Faber Manurung disinyalir kuat karena kontroversi permasalahan limbah Nursery PT TPL. Menurut Sinaga beberapa tahun lalu pernah dilakukan pemotongan kerbau untuk menyepakati persatuan dalam melawan PT TPL jika terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh TPL.
Disatu sisi Pdt Faber Manurung getol menyerang PT TPL melalui limbah nursery yang diduganya telah merusak persawahan, sementara Manolong Manurung berpendapat lain. Menurut Manolong tuduhan Faber tidak terbukti, dan malah hasil pertanian selama ini di Dusun Parbulu sesuai pengharapan masyarakat.