Sumut.WAHANANEWS.CO - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun semakin menunjukkan potensinya sebagai episentrum industri hilirisasi kelapa sawit di Sumatera Utara.
Dukungan terhadap pengembangan kawasan ini juga datang dari Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran yang mengajak masyarakat untuk meningkatkan hasil panen sawit demi memperkuat rantai pasok industri nasional.
Baca Juga:
14 Perusahaan Internasional Akan Investasi di KEK Sei Mangkei, MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Pemerintah Terapkan Regulasi Kemudahan Berusaha dan Jamin Keamanan
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menilai KEK Sei Mangkei bukan hanya simbol pembangunan, tetapi juga tumpuan masa depan ekonomi berbasis komoditas unggulan daerah.
Menurutnya, hilirisasi industri sawit di kawasan tersebut akan memiliki dampak strategis terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus pemberdayaan masyarakat lokal.
“Kawasan ini berpeluang menjadi jantung industri hilir sawit Indonesia. Tapi keberhasilannya sangat bergantung pada dukungan dari hulu, yakni petani sawit. Karena itu, saya mengimbau masyarakat, khususnya petani di Simalungun dan sekitarnya, untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka,” ujar Tohom saat dihubungi, Senin (21/7/2025).
Baca Juga:
Gawat ! Korban Kecelakaan Kerja di KEK Sei Mangkei Tak Dapatkan Bantuan
Tohom mengungkapkan pentingnya sinergi antara sektor industri dengan masyarakat sekitar agar KEK Sei Mangkei tidak hanya menjadi pusat investasi, tetapi juga pusat distribusi kesejahteraan.
Menurutnya, jika hanya dimonopoli oleh perusahaan besar tanpa melibatkan petani lokal, maka manfaat keberadaan kawasan tersebut tidak akan terasa luas.
“Kalau KEK ini hanya dijadikan ladang bisnis korporasi besar tanpa keterlibatan petani lokal, maka itu bukan pembangunan, tapi hanya relokasi keuntungan. Kita ingin KEK Sei Mangkei menjadi model aglomerasi ekonomi yang adil dan inklusif,” tambahnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menegaskan bahwa pengembangan kawasan industri seharusnya tidak terlepas dari prinsip tata kelola ruang yang berpihak pada rakyat.
Menurutnya, KEK seperti Sei Mangkei merupakan cermin dari strategi aglomerasi yang berhasil apabila mampu mengintegrasikan antara industri besar, UMKM lokal, serta sektor pertanian rakyat secara berkelanjutan.
“KEK Sei Mangkei sebagai potensi aglomerasi industri yang ideal, tapi tetap perlu dikawal. Jangan sampai menjadi kawasan eksklusif yang hanya menguntungkan satu pihak. Pemerintah daerah, pengelola kawasan, dan masyarakat harus duduk bersama untuk menjamin partisipasi rakyat dalam rantai pasok dan rantai nilai industri di sini,” bebernya.
Ia juga menyoroti pentingnya investasi tidak hanya mengejar volume proyek, tapi juga kualitas dampaknya terhadap pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.
Menurutnya, KEK Sei Mangkei perlu dirancang bukan sekadar sebagai klaster industri, tapi sebagai pusat pertumbuhan sosial-ekonomi baru yang menyatu dengan kehidupan masyarakat sekitar.
Sebelumnya, Bupati Simalungun Anton Achmad Saragih menyatakan komitmennya untuk menjadikan KEK Sei Mangkei sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
Dalam kunjungannya ke kawasan tersebut, Anton menggarisbawahi pentingnya mempercepat realisasi investasi dan menjalin kerja sama dengan calon investor dari dalam dan luar negeri.
Ia juga menyampaikan bahwa pembangunan sejumlah proyek industri, termasuk pabrik sarung tangan, tengah berlangsung dan diharapkan memberi manfaat langsung bagi masyarakat Simalungun.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]