Ia mengusulkan dibentuknya forum terpadu antara pengelola KEK, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal agar manfaat ekonomi yang muncul tidak hanya terkonsentrasi di satu titik.
"Dampak KEK Sei Mangkei itu regional, bahkan lintas provinsi. Perlu sinergi agar distribusi manfaatnya adil. Jangan sampai daerah-daerah penyangga cuma jadi jalur logistik tapi tak merasakan hasilnya," ucapnya.
Baca Juga:
PT Murinda Diduga Tak Mempekerjakan Pekerja Lokal di Kawasan Industri Sei Mangkei, Langgar Aturan Ketenagakerjaan
Menurutnya, keberhasilan KEK Sei Mangkei tak lepas dari kesiapan masyarakat lokal, khususnya petani sawit, dalam menyediakan bahan baku berkualitas secara berkelanjutan.
Untuk itu, Tohom mendorong pembentukan koperasi, pelatihan mutu hasil panen, dan perluasan lahan produktif.
"Kalau kita tidak siap, bahan bakunya bisa diimpor dari luar. Ini yang harus kita antisipasi. Petani lokal harus menjadi mitra utama industri, bukan korban dari modernisasi mendadak," ujarnya.
Baca Juga:
Pemprov Sumut dan PT Kinra Utamakan Pekerja Lokal, Bobby Nasution Optimis Serap 13.000 Tenaga Kerja di KEK Sei Mangkei
Ia pun mengapresiasi visi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang berkomitmen membangun Indonesia dari pinggiran, terutama lewat penguatan sektor hilir yang berbasis pada keunggulan lokal.
"Ini adalah pengejawantahan nyata dari strategi nasional: hilirisasi sebagai kunci kemandirian dan keadilan sosial. Prabowo-Gibran serius dalam menggeser tumpuan ekonomi dari kota ke daerah," tambahnya.
Tohom juga menyoroti pentingnya pendampingan dari pemerintah daerah untuk mendukung SDM lokal agar siap memasuki ekosistem industri baru.