Kemudian, serat yang sudah kering disambung dengan tangan
menggunakan teknik sambung tenun.
Selanjutnya, pemaletan dengan menggulung benang dari bentuk
untaian menjadi bentuk bobin pakan atau palet.
Baca Juga:
Gelar Batik City Run, Kemenperin Aktif Kenalkan Industri Wastra Ramah Lingkungan
Dan hasilnya, serat daun nanas yang sudah menjadi benang
bisa dijadikan benang pakan pada proses pertenunan.
Namun, untuk kebutuhan produksi yang dilakoni, kini dirinya
telah menggunakan mesin dekortikator yang memiliki keunggulan ekstraksi, dimana
kapasitas produksi serat lebih banyak, yakni 3-4 kg per hari.
Baca Juga:
Menperin Reformasi Kebijakan TKDN: Kini Lebih Murah, Mudah, Cepat, dan Transparan
Demikian halnya dengan pemanfaatan limbah yang
lebih optimal, mesin portable, serta bisa digunakan untuk mengekstraksi serat
alam lainnya. (antaranews/tum)