Kemudian, serat yang sudah kering disambung dengan tangan
menggunakan teknik sambung tenun.
Selanjutnya, pemaletan dengan menggulung benang dari bentuk
untaian menjadi bentuk bobin pakan atau palet.
Baca Juga:
Kemenperin Inisiasi Pertemuan Bisnis Perluas Akses Produk Halal Indonesia ke Jepang
Dan hasilnya, serat daun nanas yang sudah menjadi benang
bisa dijadikan benang pakan pada proses pertenunan.
Namun, untuk kebutuhan produksi yang dilakoni, kini dirinya
telah menggunakan mesin dekortikator yang memiliki keunggulan ekstraksi, dimana
kapasitas produksi serat lebih banyak, yakni 3-4 kg per hari.
Baca Juga:
HUT ke-26 DWP: Ecoprint Jadi Simbol Pengabdian dan Karya Perempuan Kemenperin
Demikian halnya dengan pemanfaatan limbah yang
lebih optimal, mesin portable, serta bisa digunakan untuk mengekstraksi serat
alam lainnya. (antaranews/tum)