SUMUT.WAHANANEWS.CO, Pematangsiantar – Sebuah peluru menembus paha Cornel Simanjuntak di medan pertempuran Senen-Tangsi. Tubuhnya melemah, paru-parunya terganggu, dan pada usia 25 tahun, pemuda dari Pematangsiantar itu meninggal di Sanatorium Pakem, Yogyakarta. Namun sebelum ajal menjemput, Cornel menciptakan lagu-lagu yang kini menjadi denyut nadi perjuangan Indonesia, termasuk Maju Tak Gentar dan Tanah Tumpah Darahku.
Nama Cornel kembali dihidupkan dalam diskusi publik Ikatan Wartawan Online (IWO) Pematangsiantar, Rabu (3/12/2025), di Universitas HKBP Nommensen. Diskusi menghadirkan dua narasumber utama: Hendra Simanjuntak, Wakil Rektor II Universitas HKBP Nommensen, dan jurnalis senior Jala Tua Hasugian. Acara dipandu sejarawan muda Armeindo Sinaga, sehingga dialog berlangsung interaktif dan mudah dipahami.
Baca Juga:
Sofwan Idris Angkat Luka dan Harapan dalam Lagu Comeback Terbarunya
Hendra Simanjuntak menegaskan, Cornel bukan sekadar komponis. “Lagu-lagu Cornel bukan sekadar musik, tetapi suara perlawanan dan keberanian. Ia ikut berjuang dengan senjata dan nada,” ujarnya.
Usai diskusi, lebih dari 60 mahasiswa mengikuti pelatihan jurnalistik oleh Fetra Tumanggor, disusul praktik menulis berita menggunakan metode 5W+1H bersama Dedy Hutajulu.
Ketua IWO Pematangsiantar, Jon Roi Tua Purba, menekankan pentingnya mengaplikasikan keterampilan ini dalam menjaga kualitas informasi di masyarakat.
Baca Juga:
DJ Thailand Ditembak Mati Setelah Diculik, Diduga karena Cinta Terlarang
Cornel lahir di Pematangsiantar pada masa kolonial Belanda. Bakat musiknya berkembang saat sekolah di HIK Muntilan. Ia aktif di paduan suara dan orkes, dibimbing tokoh seperti Pastor J. Schouten dan Ibu Sud. Tanpa pendidikan musik formal, Cornel mampu menciptakan lagu-lagu patriotik yang hingga kini tetap hidup dan menjadi simbol semangat nasional.
Melalui diskusi dan pelatihan ini, universitas dan IWO berharap generasi muda tidak hanya mengenal sosok Cornel, tetapi juga mengasah kemampuan jurnalistik mereka secara profesional, menjaga warisan sejarah dan nilai-nilai perjuangan bangsa.
[Redaktur: Hadi Kurniawan]