WahanaNews-Sumut | Terkait video yang viral di Medsos mengenai wisata rohani dan Doa di Pusuk Buhit yang dilakukan oleh oknum Pdt. AL dan WS, menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Samosir.
Menurut Ketua DPC API ( Asosiasi Pendeta Indonesia) Kabupaten Samosir Pdt Ayub Tampubolon kepada WahanaNews-Sumut, Sabtu (11/12/2021), mengatakan bahwa melihat kejadian itu kurang etis, karena tidak melihat situasi kondisi dan aturan yang berlaku ditempat sakral bagi masyarakat adat Batak baik yang ada di Samosir maupun yang berada di luar Kabupaten Samosir.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
"Untuk melakukan peperangan rohani terlebih dahulu kita melakukan peperangan dalam diri kita sendiri dengan menaklukan keinginan diri sendiri, berdamai dengan diri kita sendiri, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Siapapun kita untuk berdoa tidak memandang tempatnya, yang penting hati dan niat yang suci berdoa kepada Tuhan yang dipercayakannya dan tempat yang menurutnya mendukung," ucap Ayub Tampubolon
Lebih lanjut Pdt. Ayub Tampubolon menilai tindakan dilakukan WS dan AL, khususnya WS di Pusuk Buhit yang diposting di Medsos kurang etis. Ia sangat mengharapkan kepada kita semuanya untuk berpikir jernih, jangan melihat pendetanya, bukan Pendeta yang salah, yang tidak etis itu adalah oknumnya, Pendeta tidak bersalah. Mohon untuk lebih bijaksana untuk mempergunakan kata Pendeta, dimana ujaran dan ucapan di Medsos sudah meluas menghina, menghujat, menjelekkan, dengan mempergunakan kata Pendeta, lebih baik kita sebut saja oknumnya (inisial nama-red) yang bersangkutan.
"Ini merupakan suatu pelajaran bersama bagi kita khususnya bagi mereka dalam pelayanan untuk lebih bijak memposting segala sesuatu khususnya ditempat nilai-nilai budaya/keagamaan yang ada di satu tempat tertentu yang mempunyai kearifan lokal tersendiri menyangkut kebiasaan-kebiasaan/kepercayaan masyarakat setempat," ucap Ayub.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
Pdt. Ayub Tampubolon menuturkan Sebagaimana di ketahui, bahwa ditengah perkembangan kehidupan keumatan, dewasa ini seluruh umat beragama terkhususnya umat kristiani perlu mentransformasikan misi dan panggilannya agar dapat berkembang menjadi entitas rohani melalui Perwujudan Kebenaran Firman Allah. "Harus ada tranformasi kehidupan umat harus tampil menjadi entitas ditengah perkembangan kehidupan masyarakat saat ini," sebutnya.
Ayub Tampubolon juga menjelaskan bahwa Gereja memiliki peran penting dalam strategis membentuk Karakter maupun kepribadian umat dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ia juga sangat mengharapkan Gereja dan Pimpinan Organisasi Menjadi Organisasi dan Pemimpin yang Moderat dalam menjalankan Tugas dan Fungsi sebagai Pelayan Umat.
"Sebagai Pendeta atau Hamba Tuhan kita harus menjadi Pelopor Moderasi Beragama. Moderasi Beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri," paparnya.