"Mudah-mudahan Covid-19 bisa terus melandai, sehingga nantinya di Lapangan Merdeka bisa dibuat pagelaran seni budaya maupun kegiatan lain di pusatkan di tempat itu. Kita sedang memikirkan konsepnya dan kita baru rapat mengenai hal itu,” ungkapnya.
Langkah Bobby Nasution merevitalisasi Lapangan Merdeka untuk menyauti aspirasi masyarakat mendapat dukungan dari Dadang Darmawan Pasaribu MSi, dosen FISIP Universitas Medan Area (UMA). Menjadikan Lapangan Merdeka sebagai cagar budaya dan RTH, jelasnya, sudah sesuai dengan harapan masyarakat.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
“Saya kira (revitalisasi) tepat apa yang dilakukan Pak Wali. Revitalisasi yang dilakukan itu sudah sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat. Artinya, Pak Wali langsung menyahuti aspirasi masyarakat tersebut. Saya kira itu sangat baik dan saya yakin masyarakat pasti mendukung Pak Wali untuk menjadikan Lapangan Merdeka sebagai cagar budaya dan RTH,” ucapnya.
Di tengah pandemi Covid-19 ini bilang Dadang, Wali kota harus terus mengusung kolaborasi dan bekerjasama dengan semua lapisan masyarakat. Apa yang menjadi aspirasi masyarakat, ungkapnya, langsung didengar dan ditindaklanjuti. “Dengan adanya aspirasi yang tersahuti, saya yakin masyarakat akan memberi kepercayaan kuat kepada Pak Wali, termasuk mendukung keputusan maupun kebijakan Pak Wali yang sesuai dengan aspirasi masyarakat,” ungkapnya.
Dukungan merevitalisasi Lapangan Merdeka yang dilakukan Bobby Nasution juga mendapatkan dukungan positif dari dosen Universitas Sumatera Utara (USU) Irwansyah Harahap. Menurutnya, terobosan yang dilakukan itu sudah tepat. Sebab, Lapangan Merdeka merupakan icon publik yang secara historisnya Titik O Kota Medan ada di antara Lapangan Merdeka dengan Kantor Pos.
Baca Juga:
Jalur Parapat-Siantar longsor sat lantas simalungun lakukan pengamanan
Seyogyanya, jelas Irwnsyah, Lapangan Merdeka merupakan ruang publik kota. Dalam beberapaa periode sebelumnya, imbuhnya, Lapangan Merdeka memang sempat menjadi konflik publik soal pemanfaatannya dari awal ruang publik menjadi tempat makan dengan konsep yang menjauhkan Lapangan Merdeka itu sebagai ruang publik.
“Dengan dibangunnya menjadi tempat makan, tentunya akses publik jadi terhambat. Tentunya ini butuh pengolaan yang serius. Syukurnya aspirasi masyarakat untuk menjadikan kembali Lapangan Merdeka menjadi ruang publik disambut baik sama Pak Wali. Akhirnya ini menjadi kontruksi kerjanya Pak Wali yang merencanakan untuk merevitalisasi kembali Lapangan Merdeka,” ujar Irwansyah saat dihubungi, Jumat (24/9).
Selain itu menurut penilaian pria yang juga dikenal sebagai momposer dan budayawan Kota Medan tersebut, revitalisasi Lapangan Merdeka yang dilakukan Bobby Nasution juga sebagai upaya menjadikan Kota Medan menjadi kota yang lebih nyaman bagi seluruh warganya. Mungkin saja, lanjutnya, revitalisasi yang dilakukan tinggal menunggu perencanaan tata ruang kota, khususnya dalam menjadikan Lapangan Merdeka sebagai cagar budaya yang bernilai historis.