“Jika PoC ini didorong dengan komitmen politik yang kuat serta dukungan regulasi, maka Belawan bukan hanya berfungsi sebagai pelabuhan ekspor-impor, tetapi juga sebagai katalis perubahan yang mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Itu yang disebut pembangunan holistik,” papar Tohom.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menegaskan, posisi Belawan sangat vital dalam konteks aglomerasi ekonomi Mebidang.
Baca Juga:
Nasib Suram AKBP Oloan Siahaan: Dulu Disorot Lantaran Uang Narkoba, Kini Terlibat Penembakan Remaja
Menurutnya, keterhubungan antarwilayah -- dari Medan sebagai pusat jasa, Binjai sebagai penyangga, hingga Deli Serdang dengan kawasan industri -- akan menemukan momentum terbaiknya jika Pelabuhan Belawan menjadi simpul integrasi logistik nasional.
“Aglomerasi Mebidang hanya akan sukses bila Belawan ditata modern, efisien, dan berorientasi global. Inilah yang akan mendorong daya saing bukan hanya Sumatera Utara, tapi juga Indonesia,” tegas Tohom.
Ia menambahkan, pemerintah pusat bersama daerah harus duduk satu meja dalam merumuskan strategi besar pembangunan Belawan.
Baca Juga:
Bajing Loncat Gasak Minyak dari Truk Berjalan
Sebab, keberhasilan pelabuhan ini akan menjadi penentu dalam mewujudkan transformasi Medan Utara menjadi kawasan metropolitan yang inklusif dan kompetitif.
“Belawan adalah wajah Indonesia di Selat Malaka, jalur perdagangan paling sibuk di dunia. Jika kita mampu mengoptimalkan potensinya, maka Medan Utara bukan lagi ‘halaman belakang’, melainkan beranda depan Nusantara,” pungkas Tohom.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]