Sumut.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menegaskan bahwa kemajuan kawasan Otorita Danau Toba tidak semata bergantung pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga sangat ditentukan oleh kreativitas dan kemandirian masyarakat setempat.
Pesan ini menjadi sorotan penting di tengah meningkatnya perhatian nasional terhadap kelestarian Danau Toba yang dikenal sebagai salah satu destinasi prioritas pariwisata Indonesia.
Baca Juga:
Keunikan Danau Sidihoni, Keajaiban Alam Danau di Tengah Danau Toba
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menilai bahwa potensi masyarakat sekitar Danau Toba begitu besar apabila diarahkan dengan baik.
“Kreativitas warga, terutama dalam memanfaatkan sumber daya lokal, adalah kunci yang mampu mendongkrak daya saing kawasan ini. Misalnya, pemanfaatan eceng gondok menjadi kerajinan tangan dan pupuk kompos telah membuka peluang ekonomi baru sekaligus mendukung pelestarian danau,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025).
Menurut Tohom, penguatan sektor ekonomi kreatif berbasis masyarakat akan mempercepat pencapaian visi besar kawasan Otorita Danau Toba.
Baca Juga:
Politeknik Transportasi SDP Palembang Mengadakan Diklat untuk Pelaku Transportasi Sungai dan Danau
“Jangan hanya berpikir pada skala pembangunan fisik semata, tapi bagaimana melibatkan warga untuk menciptakan nilai tambah. Pemerintah daerah, TNI, dan masyarakat sudah memberi contoh kolaborasi dalam menjaga ekosistem, dan itu harus diperluas ke sektor usaha kreatif,” tambahnya.
Lebih jauh, Tohom menilai sinergi lintas sektor yang telah digagas melalui kegiatan seperti TNI Manunggal Memelihara Danau Toba Bersinar harus dijadikan momentum berkelanjutan.
Ia menekankan bahwa gerakan bersama membersihkan eceng gondok dan menjaga ekosistem danau merupakan langkah nyata yang patut diapresiasi.
“Kita sudah melihat bagaimana masyarakat tidak hanya sebagai penerima manfaat, tetapi juga aktor utama dalam menjaga dan memanfaatkan kekayaan alamnya,” jelasnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengatakan bahwa pengelolaan kawasan Danau Toba harus dipandang sebagai bagian dari strategi aglomerasi regional.
Dengan begitu, pembangunan tidak berjalan parsial, tetapi saling terkoneksi antarwilayah.
“Kawasan Otorita Danau Toba akan semakin kuat apabila kreativitas masyarakat berjalan seiring dengan strategi aglomerasi. Jika hal ini tercapai, Danau Toba bukan hanya destinasi wisata, tapi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera Utara,” tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan mengingatkan pentingnya konsistensi.
“Bukan sekali aksi, tetapi gerakan berkelanjutan. Jika masyarakat terus kreatif, pemerintah konsisten mendukung, dan lembaga-lembaga lintas sektor tetap bersinergi, maka Danau Toba akan menjadi ikon kemajuan daerah sekaligus kebanggaan nasional,” pungkas Tohom.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]