WahanaNews-Sumut I Pasca pertemuan Tim 11 Ajak Tutup
TPL, yang diwakili Togu Simorangkir dengan Presiden Joko Widodo di Istana
Negara, Jumat (06/08/2021) lalu, masyarakat Kawasan Danau Toba menanti keputusan
Presiden apakah PT Toba Pulp Lestari (TPL) Tbk. ditutup secara permanen atau akan
tetap beroperasi.
Baca Juga:
Kemen ATR/BPN Budi Situmorang : Ada 1.482 Pelanggaran Tata Ruang di kawasan Danau Toba, di Samosir 11 Kasus
Hal ini diungkapkan Ketua Lembaga Jendela Toba, Pemerhati Lingkungan
Hidup serta Pembangunan dan Pariwisata di Kawasan Danau Toba (KDT), Mangaliat
Simarmata kepada Sumut.WahanaNews.co Minggu, (15/08/2021).
Magaliat mengatakan, jauh-jauh hari dan sampai kini sudah
banyak orang/pihak lembaga, ormas, komunitas, dll, menyampaikan kepada
Pemerintah/Negara dan publik tetang kehancuran ekosistim di KDT yang salah satu
kerusakan ekosistim itu diakibatkan PT TPL.
Baca Juga:
Gairahkan Perekonomian Petani dan Pedagang, TPL Gandeng UMKM Suburkan Hutan Industri di Kawasan Danau Toba
"Secara pribadi saya sudah pernahmengkategorikan ada
upaya penghancuran KDT-Tanah Leluhur Bangso Batak secara sistematis dari
berbagai aspek dan sektor. Eeehhh,,, sempatlah awak simpan penilaian ini
dengantelah ditetapkan negara KDT sebagai kawasan strategis nasional,
sebagai destinasi pariwisata yang bertaraf internasional, Geopark Kaldera Toba
(GKT) ditetapkan UNESCO sebagai geopark internaional/dunia, sebagai lumbung
pangan, taman herbal, dan banyak aspek lainnya dalam menjaga keseimbangan alam
KDT dan danau Tobanya," kata Mangaliat.