Sumut.WAHANANEWS.CO - Kabar gembira datang untuk dunia pariwisata Indonesia. Organisasi relawan nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyampaikan apresiasi tinggi terhadap langkah inovatif pengoperasian pesawat amfibi (seaplane) di Danau Toba.
Bagi MARTABAT, terobosan ini menjadi sinyal kuat bahwa Danau Toba benar-benar sedang dipersiapkan menuju status destinasi wisata kelas dunia.
Baca Juga:
Infrastruktur Otorita Danau Toba Makin Lengkap, MARTABAT Prabowo-Gibran Pastikan Kesiapan Sambut Wisatawan Dunia
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa moda transportasi amfibi bukan sekadar fasilitas tambahan, tetapi game changer bagi wajah pariwisata Danau Toba.
"Ini adalah bentuk nyata transformasi aksesibilitas. Dengan hadirnya pesawat amfibi, wisatawan tidak lagi terbatasi oleh jalur darat yang memakan waktu, tetapi bisa langsung merasakan pengalaman eksotis mendarat di atas air Danau Toba," ujar Tohom, Rabu (2/10/2025).
Menurutnya, kehadiran seaplane ini akan memberikan nilai tambah besar, bukan hanya untuk sektor pariwisata, tetapi juga bagi ekonomi lokal.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung UMKM Sebagai Motor Ekonomi Danau Toba
Ia menilai multiplier effect-nya akan dirasakan mulai dari sektor perhotelan, UMKM kuliner, transportasi darat, hingga seni budaya masyarakat Batak yang akan makin sering ditampilkan di hadapan wisatawan.
"Konektivitas adalah kunci. Dan Toba kini sedang bergerak menuju konektivitas kelas dunia," imbuhnya.
Tohom juga menyoroti aspek branding. Menurutnya, wisatawan mancanegara akan melihat seaplane sebagai simbol eksklusivitas.
"Di banyak destinasi premium dunia, moda amfibi ini selalu menjadi daya tarik tersendiri. Dan jika kita ingin menempatkan Danau Toba sejajar dengan destinasi internasional, maka langkah ini sangat strategis," jelasnya.
Lebih jauh, Tohom menekankan perlunya sinkronisasi regulasi antar-instansi, agar pengoperasian pesawat amfibi berjalan lancar. Ia menilai dukungan pemerintah pusat, daerah, hingga otorita pariwisata mutlak diperlukan.
"Kita bicara bukan hanya tentang teknologi transportasi, tapi juga tentang tata kelola ruang udara, ruang perairan, hingga keamanan penumpang. Semua itu harus disiapkan sejak awal," ungkapnya.
Tohom, yang juga Ketua Aglomerasi Watch, mengingatkan pentingnya melihat Danau Toba sebagai kawasan aglomerasi wisata yang menyatukan kabupaten-kabupaten sekitarnya.
"Transportasi amfibi ini bisa menjadi pemersatu antar-wilayah di sekitar Danau Toba. Bayangkan wisatawan bisa mendarat di Samosir, lalu melanjutkan perjalanan singkat ke Tapanuli Utara atau Humbang Hasundutan. Inilah yang saya sebut integrasi aglomerasi pariwisata," tegasnya.
Ia pun menutup dengan optimisme bahwa terobosan ini akan membuka lembaran baru bagi Danau Toba.
"Jika langkah ini konsisten dijalankan, saya yakin Danau Toba bukan hanya ikon Sumatera Utara, tapi akan berdiri sejajar dengan destinasi dunia seperti Lake Tahoe di Amerika atau Lake Como di Italia," pungkas Tohom.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]