Sumut.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyuarakan desakan agar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat segera membangun Emergency Escape Ramp di jalur menurun sepanjang 15,7 kilometer dari Simpang Silalahi menuju Jembatan Lau Renun yang membelah kawasan Karo, Dairi, hingga Pakpak Bharat.
Dorongan ini muncul setelah kecelakaan maut kembali terjadi di jalur ekstrem tersebut, menelan korban jiwa seorang anak perempuan di Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Minggu (31/8/2025) lalu.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran: OIKN Lanjutkan Proyek IKN, Pembangunan Tuntas 2028
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa karakteristik jalur curam dan panjang tanpa fasilitas escape ramp adalah ancaman nyata bagi keselamatan.
“Jalur Simpang Silalahi ke Jembatan Lau Renun itu bukan sekadar akses biasa, melainkan jalur vital antarwilayah. Namun panjang turunan 15,7 kilometer tanpa fasilitas escape ramp adalah bom waktu. Setiap saat potensi kecelakaan bisa merenggut nyawa,” tegasnya, Rabu (4/9/2025).
Menurut Tohom, keberadaan jalur darurat pengereman bukan hanya urusan teknis, tetapi bentuk tanggung jawab negara melindungi rakyatnya.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Dorong KEK Sei Mangkei Jadi Magnet Investasi Industri Hijau
“Setiap tragedi harus jadi alarm keras. Jangan menunggu lebih banyak korban, baru kita bergerak. Pemerintah pusat wajib segera turun tangan,” ujarnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menambahkan, jalur ekstrem tersebut tidak hanya berisiko bagi masyarakat lokal, tetapi juga menurunkan daya tarik ekonomi kawasan.
“Bagaimana investor mau masuk kalau akses jalannya dikenal berbahaya? Emergency escape ramp adalah solusi strategis: menyelamatkan nyawa sekaligus membuka peluang pembangunan ekonomi wilayah Karo, Dairi, hingga Pakpak Bharat,” jelasnya.
Ia menekankan perlunya desain ramp yang disesuaikan dengan kontur geografis setempat.
“Tidak bisa sekadar meniru dari daerah lain. Kondisi tanah, arah angin, hingga intensitas lalu lintas harus dipertimbangkan agar ramp benar-benar efektif menghentikan laju kendaraan berat yang kehilangan kendali,” katanya menambahkan.
Selain itu, Tohom mendorong agar pembangunan ramp diintegrasikan dengan regulasi ketat soal kelayakan kendaraan serta edukasi pengemudi.
“Ramp hanyalah satu instrumen. Kita juga butuh inspeksi rutin, pelatihan pengemudi, dan pengawasan ketat. Keselamatan di jalur ekstrem ini harus dijamin secara menyeluruh,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kasat Lantas Polres Dairi AKP Henry Polana Bangun membenarkan adanya kecelakaan di kawasan Sumbul tersebut.
“Anggota sudah berada di lokasi. Terkait jumlah korban masih didalami, anggota sedang mengumpulkan keterangan dan bukti-bukti,” ujarnya saat dikonfirmasi.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]