WahanaNews.co I Berdasarkan catatan yang terekam dari
alat pendeteksi getaran atau seismogram dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA)
Sinabung, saat ini dari dalam perut gunung Sinabung masih terekam adanya
aktivitas kegempaan.
Baca Juga:
Keunikan Kota Berastagi, Ini Fakta-faktanya
Pascaerupsi yang terjadi pada Rabu (28/7/2021) kemarin,
aktivitas Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Karo hingga saat ini masih
tercatat fluktuatif.
Menurut keterangan dari petugas pengamat Gunung Sinabung
Deri Al Hidayat, pihaknya mencatat hingga saat ini aktivitas Gunung Sinabung
masih terus berubah.
Baca Juga:
Aktivitas Gunung Sinabung Turun dari Level III Siaga Ke Level II Waspada
Dirinya mengatakan, dalam kurun waktu 24 jam terakhir
pihaknya mencatat adanya kegempaan yang meningkat seperti gempa hybrid.
"Pascaerupsi kemarin, aktivitas Gunung Sinabung masih
fluktuatif, dengan adanya peningkatan kegempaan hybrid sebanyak 32 kali,
kegempaan low frekuensi, gempa hembusan, dan gempa tektonik jauh," ujar
Deri, saat ditemui di Pos PGA Sinabung, Jalan Kiras Bangun, Simpangempat, Kamis
(29/7/2021).
Ketika ditanya apakah dari erupsi kemarin menyebabkan
timbulnya kubah lava, Deri menjelaskan dari kemarin sore hingga saat ini
terlihat di kawasan puncak Gunung Sinabung terus tertutup kabut. Sehingga,
pihaknya masih belum dapat mengamati apakah ada perubahan yang signifikan dari
puncak gunung ini sendiri.
"Untuk pertumbuhan kubah lava belum dapat kita
pastikan, karena masih tertutup kabut dari kemarin sore. Sehingga kita belum
dapat memastikan secara pasti apakah ada pertumbuhan kubah lava," ucapnya.
Namun begitu, dirinya menjelaskan jika dilihat dari
aktivitas yang ada seperti masih adanya kegempaan seperti gempa hybrid,
diperkirakan pertumbuhan kubah lava masih terus ada.
Diketahui pada erupsi kemarin, juga terlihat adanya awan
panas yang meluncur ke badan gunung hingga sejauh 1000 meter.
Ketika ditanya apakah awan panas ini terjadi dari kubah lava
yang hancur, Deri menjelaskan jika pihaknya juga belum dapat memastikan secara
rinci.
"Bisa dikatakan kemarin awan panas itu terjadi karena
letusan, sehingga masuk kategori awam panas letusan. Mungkin di puncak kubah
lava ada lava yang baru, sehingga dengan adanya tekanan dari dalam, sehingga
menimbulkan awan panas," ucapnya.
Diketahui hingga saat ini, status Gunung Sinabung berada di
level tiga atau siaga.
Sehingga, dengan masih cukup tingginya aktivis
dari gunung api tertinggi di Sumatera Utara ini Deri menjelaskan, pihaknya
kembali mengimbau kepada masyarakat agar tidak memasuki zona merah yang telah
ditentukan. (tum)