WahanaNews-Sumut | Petani padi di desa Silau Maraja, Kecamatan Setia Janji, Kabupaten Asahan menjerit, pasalnya, warga pupuk bersubsidi dan non subsidi saat ini harganya semakin menggila.
Selain mahal, para petani juga dipaksakan harus membeli pupuk dengan sistem gandengan di kios pengecer pupuk.
Baca Juga:
Gubernur Sulsel Apresiasi Kinerja Mentan Amran Tambah Pupuk Subsidi hingga Masifnya Pompanisasi
"Yang lebih miris lagi menggilanya harga pupuk bersubsidi dan non subsidi ini terjadi pada saat petani padi sedang memasuki masa musim tanam. Pupuk bersubsidi jenis Ponskha saja saat ini tembus hingga mencapai harga Rp175/sak dengan berat 50 kg yang sebelumnya harganya sekitar Rp130/sak. Selain mahal, petani juga dipaksakan membeli pupuk dengan sistim gandengan," ujar Firman Siahaan (45) salah seorang petani padi, Jumat (17/02/2023) pukul 11.00 WIB di rumahnya di dusun XII desa Silau Maraja.
Para petani juga meminta kepada Bupati Asahan dan aparat hukum agar segera menindak tegas adanya dugaan pelaku mafia pupuk bersubsidi yang selama ini semakin merajalela di desa Silau Maraja, Kecamatan Setia Janji, khususnya Kabupaten Asahan.
Menggila harga pupuk di desa Silau Maraja, Kecamatan Setia Janji, Kabupaten Asahan,
Firman Siahaan minta kepada Bupati Asahan H. Surya dan Aparat Penegak Hukum (APH) agar segera mengambil langkah atas mahalnya pupuk bersubsidi tersebut. "Hapuskan pembelian dengan sistim gandengan, kami para petani merupakan garda terdepan pemerintah dalam terlaksananya program Ketahanan Pangan Nasional," tegas Firman.
Baca Juga:
Mentan Minta Wartawan Awasi Pengecer dan Distributor Pupuk Nakal
Senada juga dikatakan Berton Sianipar (59) salah seorang petani padi warga dusun XII, dia berharap agar Bupati Asahan H. Surya, serta Kapolres Asahan AKBP Roman Smaradhana Elhaj, SH, SIK, MH agar segera menindak tegas agen atau kios pengecer pupuk bersubsidi dan non subsidi yang diduga telah menyalahi regulasi tentang penjualan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Parahnya, sudah hampir 5 tahun ini, bendungan irigasi untuk pengairan lahan persawahan di desa kami sudah dalam kondisi hancur dan sama sekali tidak bisa berfungsi lagi. Akibatnya banyak lahan persawahan milik petani kini beralih fungsi ke tanaman palawija. Permasalahan ini semakin menambah berat beban para petani, gimana kita mau bertani kalau sarana untuk pengairannya sama sekali tidak berfungsi," keluh Berton.
Menanggapi tingginya harga pupuk bersubsidi desa Silau Maraja, Kecamatan Setia Janji, Kabupaten Asahan, Ketua Pimpinan Anak Cabang Pemuda Batak Bersatu (PAC PBB) Kecamatan Setia Janji, Jhoni Simanjuntak mengatakan, saat ini sungguh sangat memprihatinkan melihat kondisi para petani padi di Kabupaten Asahan, saat ini. "Mereka menjerit karena tingginya harga pupuk bersubsidi di desa Silau Maraja, Kecamatan Setia Janji ini," ketusnya.
Sambungnya Jhoni Simanjuntak mengungkapkan bahwa petani kita adalah merupakan tulang punggung serta pejuang dalam program Presiden RI Joko Widodo terkait program ketahanan panganan Nasional dan pada dasarnya para petani kita sangat mendukung sepenuhnya program yang telah dicanangkan oleh pemerintah tersebut.
Jhoni Simanjuntak berharap, terkait tingginya harga pupuk bersubsidi tersebut diharapkan agar pemerintah Kabupaten Asahan dan pemerintah pusat serta aparat penegak hukum secepatnya mengambil langkah-langkah yang lebih persuasif. Jangan sampai permasalahan ini dibiarkan berlarut-larut, yang pada akhirnya akan dapat menimbulkan permasalahan yang baru. [rum]