WahanaNews-Sumut | Pemukiman penduduk yang berdekatan dengan sungai Sarudik, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), sering dilanda banjir.
Salah satu penyebabnya, badan sungai yang banyak dipenuhi tumbuhan dan gumpalan tanah yang muncul di pinggiran dan tengah sungai.
Data yang dihimpun, sungai yang panjangnya sekira 2 kilometer dan lebar 6 meter ini, sebagian besar melintasi sejumlah pemukiman warga di Kelurahan Sarudik dan Pondok Batu, hingga bermuara ke Teluk Tapian Nauli.
Baca Juga:
Politeknik Transportasi SDP Palembang Mengadakan Diklat untuk Pelaku Transportasi Sungai dan Danau
Menurut Ikral Muda Hutabarat, S.Sos, pengerukan sungai pernah dikerjakan pada tahun 2019 lalu. Namun setelah itu, normalisasi tidak pernah lagi dilakukan.
Padahal, setiap musim hujan, gundukan tanah akan bermunculan di pinggir dan tengah sungai. Akibatnya, aliran air menjadi terhambat dan meluap kepemukiman.
"Selama 4 tahun terakhir ini, gak pernah lagi dikerjakan. Akibatnya, saat hujan deras di hulu sungai sering meluap. Ditambah lagi banyak gundukan tanah dan tumbuhan yang berada di tengah dan pinggiran," beber Ikral Muda Hutabarat, Jum'at (27/1/2023)
Baca Juga:
Pencarian ABK Tugboat yang Terbakar di Sungai Barito Dihentikan Setelah Sepuluh Hari
PNS yang telah bertugas di Kelurahan Sarudik selama puluhan tahun ini menambahkan,
jika air meluap, ratusan rumah penduduk akan terendam banjir.
Ia berharap, kiranya Pemkab Tapanuli Tengah kembali melakukan normalisasi, untuk kelancaran aliran sungai.
Sejumlah warga Sarudik lainnya juga meminta kepada pihak Pemerintah, untuk dapat mencari jalan keluar atas permasalahan yang dialami warga. Menurut warga, pengerukan merupakan solusi pencegahan banjir.
"Setiap musim penghujan seperti saat ini, kami selalu was-was akan terjadinya banjir," keluh M boru Hutagalung (32) warga setempat, yang diamini warga lainnya. [tum]