WahanaNews.co I Viral sebuah postingan warga net di laman
akun face book bernama Supriani Sihotang. Dalam postinganya, ia sangat
menyesalkan atas meninggalnya almarhum ayahnya pada tanggal 29 April 2021 yang
dinyatakan positif covid-19 oleh pihak RSUD Tarutung. Ia memosting di akunnya, Minggu (13/06/2021) Pukul 08.53.
Baca Juga:
Aksi Arogansi di SCBD: Polda Metro Jaya Minta Maaf ke Lachlan Gibson, Siap Evaluasi Total
Pada hal menurut Supriani dalam postingan fb nya, almarhum ayahnya
sudah 1 tahun mengidap penyakit diabetes.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
Itu juga sudah diketahui warga di Desanya. Namun sangat
disesalkan almarhum ayahnya T. Sihotang (Op. Ni Si Dicky doli) berumur 57 Tahun,
pada saat meninggal harus dimakamkan dengan standar covid-19.
Sehingga keluarga tidak diperbolehkan untuk melihat jenazah
almarhum, untuk yang terakhir kalinya.
Mereka juga sudah curiga, karena pada saat mobil ambulans
yang mengantarkan almarhum, sopir ambulans tidak memakai standar APD Covid-19.
Rekaman video ambulans dengan sopir tanpa APD juga dibagikan Supriani, berikut
dengan foto-fotonya sekitar 12 jam sebelum kepergian ayah tercintanya untuk
selamanya.
Ia juga menuliskan, kalau almarhum ayahnya positif terpapar
covid-19, seharusnya langsung di tempatkan di ruang Isolasi.
Tetapi, justru setelah meninggal mereka diperbolehkan
membawa jenazah almarhum.
Rasa penyesalan Supriani Sihotang pun semakin menjadi-jadi.
Karena setelah dia dan saudara-saudaranya di swab, ternyata hasilnya mereka
dinyatakan negatif covid-19.
Dalam postingannya itu Supriani menyebut, pihak RSUD Tarutung,
bersandiwara, dan tidak ada keadilan bagi masyarakat miskin.
Dilihat dari laman face book nya, keluarga Supriani Sihotang
beralamat di Desa Tukka Dolok Kec. Pakkat Kab. Humbang Hasundutan, Sumatera
Utara.
Sejumlah warga net mengomentari postingan Supriani Sihotang,
mereka merasa geram mendapat perlakuan yang sedemikian rupa.
Sampai hari Selasa, (17/06/2021) Pukul 00.01 Wib tidak kurang
dari 227 akun memberikan komenter di postingan Supriani Sihotang dan 110 kali
di bagikan.
Dalam postingan tersebut terlihat akun face book RSUD
Tarutung juga memberikan komenter klarifikasi.
Berikut isinya:
"Selamat malam saudara Supriani Sihotang, terimakasih
terkait postingan saudara ttg RSUD Tarutung, tapi perlu kami buka kebenarannya
kepada masyarakat agar diketahui bersama, bahwa: 1. SaUDARA Supriani Sihotang
dan Gordon Sihotang sebagai anak kandung pasien telah mendapat edukasi dengan
baik dari Pihak RSUD Tarutung terkait hasil swab PCR pasien. Dan telah
ditandatangani dengan benar (bukti ada jika diminta) 2. Pemulajaran Covid 19
juga telah ditandatangani dengan permintaan dari keluarga untuk pemakaman
dilakukan di Pakkat. 3. RSUD Tarutung menghubungi Tim Gugus Taput, agar
menghubungi tim gugus daerah tujuan. 4. Supriani Sihotang dan keluarga
mengatakan tim gugus telah menunggu di perbatasan, dan tim gugus taput telah
menghubungi tim gugus daerah tujuan. 5. Kenyataannya Tim gugus daerah tujuan
tidak ditemui diperbatasan, hanya saja keluarg meminta agar diteruskan, karena
tim gugus sudah menunggu di kediaman keluarga. 6. Sampai ditujuan, supir
ambulance mendapati pihak kapolsek dan menyerahkan jenazah kepada kapolses,
untuk seterusnya menjadi tannggung jawab gugus daerah tersebut. 7. Perlu
diketahui, bahwa supir ambulnace kita memakai APD lengkap, tetapi pada saat
menunggu tim gugus di Lintong, supir ambulance melepas baju cover all, tetapi
tetap memakai masker, dan hal ini masih sesuai dengan Standard Alat Pelindung
Diri untuk penanganan covid-19 di Indonesia, yang terbit agustus 2020 Revisi 3.
Sejak dibawa ke RS sampai dengan meninggal semua tahapan sudah kita lalui
sesuai standard Operasional pelayanan kesehatan dan tata laksana Covid-19
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020."
Atas jawaban akun face book RSUD Tarutung dibalas Nitizen
Marusaha Sianturi, menyebut: Sesuai dengan postingan Diatas jawapan ini
terkesan mengada ada......!!!!
Komentar seorang warga net, bernama Paiyan Jurianto Sihombing
mengatakan:
"Mohon kepada aparatur negara yg menonton Vidio kecurangan
ini agar terketuk hatinya utk menyelesaikan perbuatan ini. Jgn biarkan warga
negara ini menjadi takut atas perbuatan manusia2 yg tdk bertanggung jawab
seperti mereka (para petugas RS), segalanya bermodus kan covid-19 demi kepuasan
pribadi. Dimana sumpah jabatan."
Berikut postingan Supriani Sihotang di akun face booknya dalam bahasa batak:
"On ma na terjadi tu Bapakku 29 April 2021 di RSUD
TARUTUNG. Fotoku 12 jam sebelum bapaku pergi untuk selamanya. Boi dope
huhaol, huumma, pas lao bapaku didok nasida ma covid, ikkon
langsung di kuburkan, sude hami dang boi
mangida untuk na terakhir kalina. Sude do sahuta mamboto Bapakkon nga adong
sataon marsahit diabetes. Holan sian prosedur mangantar Bapakku pe nga sude
curiga, dang sesuai prokes covid supir
ambulans I, holan marbaju kaos marcelana pendek, jala au dohot 2 adekku pe na manghaol bapaku,
harusna di isolasi par RSUD TARUTUNG ido molo toho covid I, On hami diloas
mulak mamboan bapa nami i. JELAS SUDE NA I DRAMA NI PAR RS I, dang adong
keadilan be hape mlo tu akka napogos. Setelah seminggu, hami na kontak tu
tempat ni Bapa I di rapid, dan hasil
sude NEGATIFFFFFF. Sampe sonari lungun dohot haccit ni roha na mi dang dope
tarubatan. SONANG MA HO BAPAKU NABURJU DI SIAMUN NI TUHAN I, SEHAT HAMI SUDE
AKKA NA DITINGGALHON MU." (tum)