Dijelaskan, di Sigaol ada perkebunan nenas serta bentangan sawah, yang sangat layak dijadikan sebuah desa wisata berbasis ecotourism. Karenanya, paket wisata dengan mengajak wisatawan terlibat dalam aktivitas masyarakat sangat cocok dikembangkan dengan harapan wisatawan betah lebih lama berada di desa tersebut.
"Misalnya, wisatawan akan ikut memetik nenas, atau menunggu durian jatuh, ikut bersama anak-anak bermain permainan tradisional, bahkan mamuro atau marsuan," jelasnya.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
Karenanya, Tetti Naibaho berharap adanya kerja sama yang baik dengan kepala desa agar secepatnya dipersiapkan segala sesuatunya untuk pembentukan kelembagaan.
"Setelah nanti desa wisata ini di-SK-kan, kita akan ada pendampingan, kemudian pelatihan, seperti digitalisasi, promosi, membuat paket wisata," jelasnya.
Dia juga mengajak masyarakat Desa Sigaol untuk menata desa dan mendukung pengembangan pariwisata di desa demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga:
Jalur Parapat-Siantar longsor sat lantas simalungun lakukan pengamanan
Sementara Wakil Bupati Samosir Drs. Martua Sitanggang, MM dalam arahan dan bimbingannya menyampaikan agar kegiatan seperti ini terus dilaksanakan secara berkesinambungan. Dia mengatakan bahwa atraksi budaya harus terus digalakkan karena budaya Batak merupakan sebuah kebanggaan masyarakat Samosir yang harus dijaga dan dilestarikan.
"Ke depan pun, di setiap pelabuhan fery, kita harus sambut para wisatawan dengan Tortor Batak. Itu menunjukkan keramahtamahan kita dan kebanggaan kita akan budaya Batak," ujarnya.
Kegiatan tersebut tertata sangat istimewa dan bernilai seni tinggi. Dimana ada fashion show dengan berbagai mode busana berbahan ulos Batak yang diperagakan sedemikian rupa oleh generasi-generasi muda bertalenta, disempurnakan oleh irama musik yang dipersembahkan Martahan Sitohang dan kawan-kawan serta keindahan vokal dari Ika Siringoringo.