"Mari kita jaga habitatnya, guna mempertahankan spesies mereka. Jika tidak, ini akan tinggal cerita saja dan tak akan pernah dilihat oleh anak dan cucu-cucu kita ke depan. Untuk itu, selamatkan Orangutan Tapanuli," pungkas Hendra.
Diketahui, Sebagian besar populasi orangutan tapanuli tersebar di blok Batang Toru Barat dan Batang Toru Timur. Populasi orangutan itu juga ditemukan di Cagar Alam Dolok Sipirok, Suaka Alam Lubuk Raya, dan Cagar Alam Dolok Sibual-buali.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2019, jumlah orangutan tapanuli di wilayah Batang Toru Barat saat ini 400 hingga 600 ekor,sedangkan di Batang Toru Timur sekitar 150-160 ekor.
Dianggap Hewan Keramat
Salah satu habitat Orangutan Tapanuli, berada di Dusun Sitandiang, Desa Bulu Mario Kecamatan Sipirok. Dan itu, sudah ada sejak zaman dahulu.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
Masyarakat di sana, tidak pernah mengganggu orangutan tersebut. Meskipun disaat musim buah, orangutan selalu datang dan mengambil buah-buahan di kebun masyarakat.
"Masyarakat di Sitandiang, tidak pernah menyakiti orangutan tersebut. Bahkan mereka diperlakukan seperti hewan keramat, yang tidak boleh diganggu dan disakiti," ujar Ketua Sarikat Hijau Indonesia Provinsi Sumatra Utara, Hendrawan Hasibuan.
Hendrawan, yang juga Koordinator Jaringan Masyarakat Marjinal (JAMM) dan Kader Konservasi Alam Sumatra Utara menjelaskan, masyarakat di Dusun Sitandiang menganggap Orangutan Tapanuli sebagai hewan keramat, berawal dari cerita orang-orang dulu, dan terus mengalir hingga sampai sekarang.