WahanaNews.co I Beredar rekaman misterius yang menyebut
tiga anggota fraksi partai NasDem menerima suap saat pemilihan Wakil Wali Kota
Binjai beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Rakerwil Pemuda Pancasila Kalsel Tegaskan Dukungan Penuh untuk Muhidin dan Hasnur
Terkait rekaman itu, Ketua DPW NasDem Sumut Iskandar ST,
mengakui telah mendapatkan rekaman suara pembicaraan yang beredar membahas suap
saat pemilihan Wakil Wali Kota Binjai.
"Saat ini sedang diklarifikasi dengan beberapa nama
dari Fraksi NasDem yang disebut-sebut menerima suap," kata Iskandar kepada
Tribun Medan melalui saluran telepon, Kamis (29/7/2021).
Baca Juga:
Soal Pencopotan Khenoki Waruwu sebagai Ketua MPO PP Nias Barat, Era Era Hia Bilang Begini
Dia menjelaskan sampai saat ini belum ada hasil dari
klarifikasi tersebut. Sementara itu ia juga enggan menyatakan siapa dua pria
bercakap-cakap dalam rekaman tersebut.
"Jadi rekaman itu kan berkembang di media sosial. Nah
sekarang kami ingin tahu apakah peristiwa itu terjadi atau tidak. Dan kalau
terjadi apakah anggota kita terlibat atau tidak," ujarnya.
Iskandar menegaskan bahwa NasDem menolak suap menyuap atau
politik transaksional sejak dulu.
Saat ditanya apakah nanti, nama-nama yang disebut menerima
suap akan dipecat jika terbukti rekaman itu benar.
"Ya kita lihat sejauh mana. Yang terpenting NasDem
tidak pernah mentolerir adanya pelanggaran hukum yang dilakukan kadernya
apalagi anggota DPRD."
Dalam rekaman tersebut ada suara percakapan yang menyeret
nama anggota DPRD dari Fraksi NasDem terkait dugaan suap untuk memilih salah
satu calon.
Disebut-sebut ada Rp 60 juta yang diberikan kepada tiga
orang anggota fraksi. Isi percakapan dari rekaman tersebut sebagai berikut :
"Kemarin fraksi NasDem berapa terima," kata seorang pria dalam
rekaman suara itu.
"60," jawab pria lainnya.
Kemudian disebut nama-nama yang diduga merupakan anggota
DPRD Binjai. Setiap nama disebut mendapatkan Rp 20 juta.
"Syahrial 20, Matsyah 20, sama Irul 20," kata
seorang pria.
"Iya," jawab pria lainnya.
"Terus ketua Fraksi tidak lebih emangnya?" tanya
seorang pria.
"Tidak, kosong, sama rata semuanya," balas pria
lainnya.
"Seharusnya ketua, NasDem itu nggak usah ketua bayar,"
kata seorang pria.
"Ya gimana lagi?" kata pria lainnya.
"Dimintanya rupanya? Apa katanya sama ketua?"
sebut seorang pria dengan tertawa kecil.
"Tidak bisalah. Tidak bisa gitu dong," ujar pria
yang dipanggil ketua itu.
Ketua PPP Binjai Sebut Itu Hanya Main-main
Adapun identitas kedua orang dalam rekaman percakapan
tersebut, yakni Ketua Partai NasDem Kota Binjai Edi Putra Sitepu dan Ketua
Fraksi Partai PPP Irhamsyah Pohan.
Dalam percakapan, Edi bertanya kepada Irhamsyah mengenai
uang yang akan diberikan kepada seluruh anggota dewan untuk memilih Rizky
Yunanda Sitepu.
Menurut Irhamsyah, percakapan satu menit lebih itu dibuat
untuk membuat pertikaian antara Ketua NasDem Kota Binjai dan anggotanya.
"Jadi itu hanya main-main saja. Rekaman itu memang ada,
saya buat seperti itu supaya NasDem bertengkar," kata dia via telepon,
Jumat (30/7/2021).
Irhamsyah mengatakan, bahwa rekaman itu muncul ke publik,
karena kepentingan Edi Putra Sitepu untuk melakukan Pergantian Antar Waktu
(PAW).
"Karena ada kepentingan ketuanya untuk PAW para
anggotanya. Jadi dia sengaja menciptakan isu itu," ungkapnya.
Dirinya membantah tenatng adanya upeti yang diberikan kepada
seluruh anggota dewan, untuk melancarkan Rizky Yunanda Sitepu menjabat sebagai
Wakil Wali Kota Binjai.
"Sepersen uang pun tidak ada diberikan kepada yang
lain, karena saya partai pengusung," ucapnya.
Dirinya juga menegaskan bahwa seluruh anggota dewan Kota
Binjai tidak ada menerima uang darinya.
"Uang tidak benar, boleh tanya seluruh
anggota dewan ada tidak menerima uang," jelasnya. (tum)