"Kita tidak sedang menjual pemandangan, kita sedang memperjuangkan peradaban. Toba bukan hanya indah, tapi juga saksi sejarah geologis dunia," ungkapnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menambahkan, keberhasilan pariwisata di kawasan Kaldera Toba erat kaitannya dengan pengelolaan aglomerasi wilayah yang cerdas dan inklusif.
Baca Juga:
Membanggakan, Lima Mahasiswa STAI Panca Budi Perdagangan Berhasil Meraih Gelar CPM
"Kaldera Toba melintasi tujuh kabupaten. Tanpa koordinasi dan sinergi antarwilayah, potensi ini hanya akan menjadi narasi di atas kertas," katanya.
Ia mendorong agar kawasan ini segera mengadopsi pendekatan aglomerasi pariwisata yang terintegrasi dengan sistem transportasi, manajemen limbah, dan promosi digital.
Menurut Tohom, event seperti Geo Produk Fest harus terus berinovasi dan masuk ke kalender tahunan nasional sebagai bagian dari promosi super prioritas Danau Toba.
Baca Juga:
Melalui Pembentukan MPA, INALUM Perkuat Kesiap siagaan Karhutla di Kawasan Danau Toba
Ia juga mengajak kementerian terkait untuk memberi dukungan penuh dalam bentuk pendampingan UMKM lokal dan promosi produk geo yang memiliki nilai ekonomi dan identitas kuat.
“Momentum ini bukan hanya milik Simalungun, tapi milik seluruh bangsa. Danau Toba adalah warisan geologi dunia yang harus kita jaga dengan kerja kolektif dan inovatif,” tegas Tohom.
Sebelumnya, Bupati Simalungun, Anton Achmad Saragih, dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud rasa syukur atas anugerah alam berupa Kaldera Toba, yang terbentuk dari letusan dahsyat jutaan tahun lalu.