Menurutnya, pelabuhan ini tidak bisa berdiri sendiri, melainkan harus terhubung dengan ekosistem ekonomi yang lebih luas, mulai dari Kawasan Industri Sei Mangkei hingga jaringan logistik lintas Sumatera.
“Kuala Tanjung harus diperlakukan sebagai pusat aglomerasi ekonomi dunia. Kalau pemerintah lambat, maka kita akan kalah cepat dari negara tetangga yang terus berbenah,” ujarnya.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Progres Kawasan Industri Kuala Tanjung, Sebut Infrastruktur Dasar Penentu Daya Saing
Ia menekankan, masuknya kapal pesiar hanyalah satu sisi dari potensi Kuala Tanjung. Ke depan, kawasan ini harus diarahkan sebagai hub perdagangan, energi, dan pariwisata yang terintegrasi.
“Jangan hanya puas dengan kapal pesiar yang singgah. Target kita harus lebih tinggi: menjadikan Kuala Tanjung sebagai pintu masuk global Indonesia di barat, sejajar dengan pelabuhan internasional lain di Asia,” pungkas Tohom.
Sebelumnya, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tanjung Balai Asahan, Barandaru Widyarto, menegaskan bahwa kedatangan kapal pesiar internasional menjadi momentum penting bagi pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Tol Kutepat: Kunci Emas Menuju Kejayaan Kawasan Ekonomi Dunia Kuala Tanjung
Ia memastikan pelayanan keimigrasian berjalan cepat, aman, dan akurat untuk mendukung pengalaman wisata yang nyaman di Sumatera Utara.
Barandaru juga menyebut wisatawan mancanegara yang turun di Kuala Tanjung dijadwalkan berkunjung ke destinasi unggulan seperti Danau Toba, Kota Medan, serta berbagai objek wisata lain di Sumatera Utara.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]