"Namun pemerintah akan sia-sia membangun pariwisata di Danau
Toba kalau TPL tetap merusak alam. Siapa mau datang ke daerah yang bau begitu.
Jadi Bandara Internasional Silangit dan Bandara Sibisa, yang sudah ada, tinggal
mengubah menjadi bandara kargo mendukung pertanian. Danau Toba, memiliki energi
terbarukan yaitu angin dan sungai-sungai, iklim terbaik, cocok memajukan
perekonomian masyatakat kawasan Danau Toba tanpa TPL," ujar Abdon.
Baca Juga:
Terima Ketum dan Pengurus PWI Pusat, Ketua MPR Dorong Peningkatan Kompetensi dan Profesionalitas Wartawan
Ibarat Meletakkan Toilet di Hulu Air
Abdon menjelaskan alasan mengapa TPL harus tutup. Sejak
awal, pabrik PT Inti Indorayon Utama
(IIU) salah. Sebab pabrik bubur kertas atau pulp, adalah industri kotor,
era 2.0. Sedangkan sekarang sudah era 4.0. Era maju dan ramah lingkungan.
Baca Juga:
Ketua MPR RI, Bamsoet Dorong Optimalisasi Restorative Justice
"Sebagai industri masa lalu, ditempatkan di tempat yang
indah, di hulu sungai Asahan, itu masalah besar. Sejak awal sebenarnya sudah
ditolak ilmuan dan ekonom, termasuk Prof. Emil Salim," kata Abdon.