Yang merupakan hasil investigasi dalam rentang setahun oleh
sejumlah media dan organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Indonesia
Leaks terhadap PT Toba Pulp Lestari Tbk. Perusahaan tersebut terindikasi telah
melakukan manipulasi dokumen ekspor bubur kayu ke luar negeri untuk memindahkan
keuntungan Perusahaan ke Luar Negeri.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
Tak cukup hanya itu, perusahaan ini kerap melakukan
kekerasan terhadap masyarakat, mulai dari intimidasi, kriminalisasi,
penganiayaan hingga pelarangan petani untuk bertani di tanah sendiri.
Haruslah diingat bahwa di masa lalu terjadi kekerasan
bersenjata yang mengakibatkan setidaknya dua orang sipil wafat: Ir. Panuju
Manurung (26 November 1998) dan Hermanto Sitorus (21 Juni 2000). Lalu, tercatat
selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir (2016-2021) PT TPL telah melakukan
kejahatan kemanusiaan terhadap masyarakat sebanyak 63 orang. Yang paling
terakhir ketika PT TPL pada 18 Mei 2021 melakukan kekerasan terhadap 12 warga Masyarakat Adat Marga Simanjuntak Huta
(Desa) Natumingka.
Baca Juga:
Jalur Parapat-Siantar longsor sat lantas simalungun lakukan pengamanan
Kasus terakhir ini yang memicu rasa marah dan geram yang
meluas di masyarakat luas, termasuk Togu Simorangkir, Anita Hutagalung dan
Irwandi Sirait yang dengan spontan merencanakan aksi jalan kaki Toba-Jakarta
untuk meminta Presiden Jokowi menutup perusahaan ini secara permanen.