SUMUT.WAHANANEWS.CO,-
Desa Mela 1, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) tengah dirundung duka. Sejak Desember 2024, puluhan babi milik warga mati mendadak akibat penyakit misterius.
Kejadian ini telah menimbulkan kerugian besar bagi para peternak, yang jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah.
Baca Juga:
Wakil Bupati Dairi Terpilih Diduga Aniaya, CCTV Jadi Misterius! Polisi Bungkam?
Samurung Manalu, seorang peternak babi di Lingkungan III Aek Lobu, Desa Mela 1, menceritakan kisah pilunya.
Keenam babi peliharaannya, yang dipelihara sejak September 2024 dan rencananya akan disembelih untuk pesta pernikahan anaknya, mati satu per satu.
"Awalnya hanya satu babi yang sakit, tidak mau makan. Keesokan harinya, babi-babi lain mengalami hal yang sama hingga semuanya mati," kenang Samurung, sembari menunjuk kandang babinya yang kini kosong, Rabu (29/1/2025).
Baca Juga:
Buntut Pernyataan Mister T, Benny Rhamadani Diadukan ke Bareskrim
Kerugian yang dideritanya ditaksir mencapai Rp20 juta. Ia kini kesulitan mencari pengganti, karena penyakit tersebut diduga telah menyebar di seluruh desa.
Nasib serupa juga dialami Mak Dapot boru Hutapea. Sebanyak 19 babi miliknya, termasuk 18 anak babi dan satu induk babi seberat 80 kilogram, menjadi korban penyakit tersebut.
"Anak babi saya bisa dijual Rp700.000 hingga Rp1.000.000 per ekor. Belum lagi induknya yang biasanya dijual Rp50.000 per kilogram," ujarnya sedih.
Ia mengaku tak berdaya menyelamatkan ternaknya karena minimnya informasi dan sosialisasi dari dinas terkait.
Kejadian ini menimbulkan keprihatinan. Hingga saat ini, jenis penyakit yang menyebabkan kematian massal babi tersebut belum diketahui.
Konfirmasi kepada Riswan Silaban terkait kabar ini masih belum memberikan kejelasan.
Para peternak berharap adanya tindakan cepat dari pihak berwenang untuk mengidentifikasi penyakit dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Mereka juga berharap mendapatkan bantuan untuk memulihkan kerugian yang dialami.
[REDAKTUR : HADI KURNIAWAN]