WahanaNews-Sumut | WALHI Sumatera Utara (Sumut) mengutuk keras aktivitas perusahaan yang menyebabkan kecelakaan operasional yang dilakukan oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Kabupaten Madina, Provinsi Sumatera Utara.
WALHI Sumut juga menilai bahwa kecelakaan operasional yang dilakukan merupakan bentuk kelalaian secara berulang.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
"Ini merupakan wujud Impunitas hukum yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap perusahaan pelaku kejahatan lingkungan hidup dan manusia," tegas Direktur Eksekutif WALHI Sumut Doni Latuparisa disampaikan oleh Manager Kajian dan Advokasi Putra Saptian Pratama, lewat keterangan tertulisnya, kepada media ini, Senin (25/4/2022).
Putra mengungkapkan, belum usai duka yang di dapat oleh masyarakat akibat dugaan kelalaian operasional aktivitas perusahaan pada tanggal 6 Maret 2022 lalu, yang menyebabkan 58 orang harus di rawat insentif di RSUD Panyabungan dan Rumah Sakit Permata Madina, justru insiden terulang kembali yang menyebabkan 21 orang dilarikan ke rumah sakit umum daerah Panyabungan.
"Insiden 24 April kemarin, merupakan kejadian kedua selama kurun watu 1 tahun belakangan. Dan merupakan kejadian yang keempat selama kurun waktu 2 tahun terakhir," katanya.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
Menurut informasi yang dihimpun oleh WALHI Sumatera Utara bahwa kejadian pada hari Minggu tanggal 24 April 2022 itu, insiden semburan lumpur yang terjadi di Well Pad T yang beroperasi di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Madina.
Diterangkan, awalnya masyarakat melihat gumpalan asap hitam yang melambung tinggi ke atas dari Well Pad T. Lalu semburan asap yang bercampur dengan lumpur mengalir ke wilayah persawahan masyarakat. Semburan lumpur tersebut mengeluarkan aroma yang tidak sedap bahkan lebih bau seperti aroma telur busuk.
Diduga semburan lumpur telah terkontaminasi dengan gas H2S. Lumpur yang keluar dari sumur Well Pad T berwarna hitam pekat dengan kondisi sangat panas. Diketahui pada saat kejadian banyak masyarakat sedang berada di sawah yang berada di sekitar Well Pad T.
"Jarak wilayah kelola masyarakat dengan titik semburan lumpur tersebut sejauh ± 200 Meter sampai 1 Kilometer. Setelah beberapa menit semburan lumpur terjadi, masyarakat mengatakan ada pengumuman lewat masjid agar masyarakat yang berada di sawahnya segera untuk meninggalkan lokasi. Atas pengumuman tersebut masyarakat meninggalkan sawahnya. Namun banyak masyarakat yang sedang dalam perjalanan menuju rumah mencium aroma bau busuk dan menyebabkan gejala mual-mual, pusing, dan pingsan," paparnya.