WahanaNews.co I Ketua DPC PDI Perjuangan Kab. Dairi
Resoalon Lumbangaol, SE, merasa geram karena petugas medis di RSUD Sidikalang terkonfirmasi terpapar
Covid-19. Dirinya meminta, agar Bupati Dairi dan Direktur RSUD Sidikalang
bertindak cepat dan tepat, memutus rantai penularan Covid-19 di Rumah Sakit
tersebut.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Bantu Siswa SMP yang Mengalami Kecelakaan
"Untuk memutus rantai penyebaran virus covid 19 di IGD RSUD Sidikalang
maka ruangan harus di sterilkan minimal 7 hari, tujuan kita menyelamatkan
masyarakat Dairi yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Bukan menutup pelayanan
keseluruhan, tapi alih fungsi sebagian ruangan yang ada di RSUD. Contoh menutup
IGD 7 hari, ruangan lain dapat difungsikan sebagai IGD sementara," kata Resoalon,
kepada WahanNews.co, Kamis, (21/1).
Langkah lain yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan
Puskesmas sekitar RSUD Sidikalang seperti Puskesmas Huta Rakyat dan Puskesmas Batang
Beruh.
Baca Juga:
AKBP RHN Masih Diperiksa, AKBP Ronni Nikolas Pimpinan Sementara Polres Dairi
"Kita bukan menutup rumah sakitnya secara total, ada solusi lain
untuk memutus mata rantai virus tersebut karena sudah meningkat, khususnya terhadap
para dokter dan perawat. Satu lagi Alat Pelindung Diri (APD) jagan sampai
kehabisan stok," tegasnya.
Tindakan lain yang perlu dilakukan Bupati Dairi menurut Resoalon,
adalah agar Bupati Dairi segera
membelanjakan alat khusus untuk test swab covid-19.
"Laboratorium RSUD Sidikalang sudah punya alat gen expert
yang dapat dipakai untuk pemeriksaan test swab Covid-19. Alat untuk melengkapi gen
expert ini adalahcartridgekhusus namanya Xpert Xpress
SARS-CoV- yang harus digunakan di mesin GeneXpert. Nah, alat ini
yang belum ada," ungkapnya.
Seharusnya Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu, langsung
tanggap untuk membelanjakan alat tersebut, sehingga dalam kondisi darurat
sekarang hasil lab test swab bisa dilakukan dan diketahui di Dairi, tidak harus dikirim ke Medan.
"Bupati Dairi mestinya tanggap, ini kondisi darurat alat itu
saat ini begitu penting, dana refocusing seharusnya dapat dipergunakan untuk
membeli Cartridge khusus tersebut. Hal serupa berhasil dilakukan di Kab.
Tapanui Utara, bukan malah mengembalikan," ucap Resoalon menjelaskan.
Dana refocusing adalah anggaran yang dibatalkan karena
situasi yang berubah seperti terjadinya wabah Covid-19.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah petugas medis di RSUD
Sidikalang, terpapar Covid-19 sebanyak tujuh orang. Umumnya petugas yang
terpapar bertugas di ruang IGD dan ICU RSUD Sidikalang.
Namun Direktur RSUD Sidikalang, Sugito Panjaitan, mengatakan
bahwa anggotanya yang positif Covid-19 masih tiga orang dan semuanya bertugas
di ruang IGD. Sementara mengenai kemungkinan RSUD Sidikalang ditutup, dr. Sugito
mengatakan hal itu sesuatu yang tidak mungkin.
"Tidak mungkin RSUD Sidikalang ditutup. Karena di
daerah ini hanya ada satu rumah sakit," kata Sugito, Rabu (20/1).
Menyikapi hal tersebut Anggota DPR RI, dari Fraksi PDI
Perjuangan, Junimart Girsang juga menilai
Bupati Kab. Dairi tidak serius dalam pencegahan penyebaran Covid-19 di
wilayahnya.
"Kalau tenaga medis saja sudah banyak kena, bagaimana
lagi dengan masyarakat. Penilaian saya, Pemkab Dairi khususnya Bupati, tidak
serius dalam sosialisasi terkait dampak pandemi Covid-19," kata Junimart.
DPR RI siap membantu Pemkab Dairi dalam berbagai
hal termasuk penanganan Covid-19. Apabila beberapa tenaga medis saja sudah
terkonfirmasi, patut diduga telah muncul klaster baru, termasuk klaster tenaga
medis di Dairi. (tum)