Satu karya seni instalasi lain dipajang dan ditempatkan di area taman dekat lobi Anggoni, juga terinspirasi dari kain ulos.
Menurut Teguh, ulos merepresentasikan secara tepat filosofi masyarakat Batak yang hangat dan memuliakan para tamu.
Baca Juga:
Jelang Pilkada Andi Damanik Gelar Tablik Akbar Di Mesjid Haggul Mu'minin Perdagangan II
”Sepanjang hidup saya kerap berhubungan dengan orang-orang dari suku Batak. Mereka yang saya tahu punya hati lembut walau ucapannya sering terdengar kasar," kata Teguh.
"Mereka juga selalu berupaya merangkul orang dari suku lain, yang disimbolkan lewat prosesi pengulosan. Makanya saya lantas membuat patung yang menyimbolkan pelukan ulos,” ujar Teguh.
Karya instalasi lain yang dibuat Teguh berbentuk lima kain ulos, yang dibuat dari bahan perunggu.
Baca Juga:
Polres Simalungun Berhasil Meringkus Pelaku Judi Online di Raya Kahean, Simalungun, Berkat Informasi Masyarakat
Kelima karya instalasi berbentuk lima kain ulos yang berkibar seolah diterbangkan angin itu dipajang di dinding lobi utama Menara A.
”Angka lima itu adalah angka yang sakral. Ada pula yang menyebut karya saya itu melambangkan kelima sila dasar negara kita, Pancasila,” ujar Teguh.
Selain rancangan arsitektur gedung dan karya-karya seni instalasi yang dipajang, beberapa bagian di area gedung Sopo Del juga merepresentasi sekaligus terinspirasi adat dan budaya batak Toba.