Apabila air yang terkontaminasi limbah dikonsumsi oleh manusia, gejala-gejala kesehatan(gatal-gatal) yang bisa berbahaya bisa timbul.
2. Bahaya limbah pabrik pada udara
Selain mencemarkan air, limbah pabrik juga dapat memainkan peran besar pada kualitas udara yang dihirup oleh penduduk sekitar,Gas-gas beracun yang dilepaskan pabrik ke udara dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit pernapasan kronis, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan berbagai kondisi lainnya.
Baca Juga:
Satu dari Dua Pelaku Curanmor di Warnet Robben Game Center Ditangkap Polisi
Paparan limbah pabrik melalui udara dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan permanen misalnya, kehilangan kapasitas paru-paru, mempercepat penuaan paru-paru, asma, emfisema, bronkitis, dan bahkan kanker.
Selain itu, tingkat polusi udara yang tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti kondisi pernapasan yang memburuk dan penyakit kardiovaskular bahkan pada beberapa kondisi, limbah yang mencemarkan udara ini juga dapat menambah stres pada paru-paru dan jantung, yang berperan penting dalam memberikan oksigen ke seluruh organ tubuh.
Bahaya limbah ini juga akan lebih rentan menghinggapi mereka dengan kondisi tertentu. Misalnya, lansia, anak di bawah usia 14 tahun, seseorang dengan penyakit jantung, gagal jantung kongestif, atau penyakit arteri koroner.
Begitu pula dengan mereka yang mengalami penyakit paru-paru atau penyakit paru obstruktif kronis.
Baca Juga:
Pelaku Pemanah Remaja di Jalan Gatot Subroto Ditangkap Polsek Medan Baru
3. Bahaya limbah pabrik pada tanah
Tidak hanya air dan udara, limbah pabrik juga dapat mencemari tanah, terutama pembuangan industri yang begitu saja dibuang ke tanah atau dikubur dalam tanah.
Pasalnya, bahan beracun dan bahan kimia ini dapat merusak kesuburan tanah, menyebabkan kontaminasi makanan yang pada akhirnya akan dikonsumsi, dan bahkan dapat mengganggu produktivitas tanaman. Limbah pabrik yang mencemari tanah umumnya bersifat karsinogenik yang berpotensi menyebabkan kanker pada manusia yang terpapar.
Tanah yang tidak tercemar secara langsung bahkan masih bisa membahayakan manusia. Misalnya, ketika tanaman ditanam di tanah yang terkontaminasi, molekul-molekul limbah dapat menumpuk pada tanaman sehingga jumlah polusi akan menjadi lebih tinggi pada tanaman dibandingkan di tanah.