Oleh: Drs. Thomson Hutasoit
Ajaran TRI SAKTI Bung Karno; "Berdaulat dalam politik; Berkepribadian dalam kebudayaan; Berdiri Diatas Kaki Sendiri (Berdikari) dalam ekonomi, sepertinya semakin mendesak direvitalisasi dan diaktualisasikan dalam berbangsa dan bernegara di era milenia.
Baca Juga:
Dua Pria Berasil diringkus Sat Narkoba Polres Simalungun dengan 17,93 Gram Sahbu
Salah satu dari Ajaran TRI SAKTI akan dibahas dalam tulisan ini adalah "Berdiri Diatas Kaki Sendiri (Berdikari) dalam ekonomi konsep besar Indonesia Raya" menuju Indonesia Adidaya Dunia (IAD) diatas keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) bonus demografi SDM unggul berdaya saing, baik regional maupun global.
Berdiri Diatas Kaki Sendiri (Berdikari) dalam ekonomi dimaksudkan Bung Karno sejatinya bukanlah "Anti Investasi" sepanjang menguntungkan bagi kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
Bung Karno yang mengenal, mengetahui, memahami paripurna keunggulan dan kelemahan bangsa justru ingin mendorong kemandirian mengelola sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDA) anugerah Tuhan Yang Maha Esa bagi bangsa Indonesia.
Baca Juga:
Bawa 40 Kg Sabu-Sabu, Kurir Narkoba Dari Aceh Ditangkap Polda Sumut
Indonesia terbentang di garis perlintasan khatulistiwa 6 derajat Lintang Utara sampai 11 derajat Lintang Selatan dan 92 derajat sampai 142 derajat Bujur Timur, terdiri dari 17.500 lebih pulau besar dan kecil, 5,8 juta Km2 lautan dan daratan 1,9 Km2, garis pantai 81.000 Km2 terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, Indonesia adalah negara perairan, negara kelautan atau negara maritim yang terbesar di dunia atau disebut juga negara kepulauan terbesar di dunia, kalau dari sudut pandang jumlah pulau.
Indonesia memiliki perairan darat seluas 54 juta hektar, terdiri dari 40 juta hektar rawa, 12 juta hektar sungai, 2 juta hektar danau, 50 buah selat, 64 teluk, keanekaragaman sumber daya perikanan tang tidak kurang dari 7.000 spesies ikan (Simangunsong & Sinuraya, 2004) adalah aset maha dahsyat bagi Indonesia.
Negara diperlintasan khatulistiwa memiliki hutan tropis, hutan sub tropis, dan tidak mengenal musim, memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif di sektor agraris dan sektor ekstraktif dibandingkan negara-negara lain di dunia menjadi net impor kebutuhan primer rakyat seperti; beras, jagung, kacang kedele, buah- buahan, ikan asing, garam, dll.