Ia menerangkan Indonesia ini dibangun melalui
perjuangan dan dengan imajinasi. Imajinasi tentang sebuah negara merdeka,
negara yang melindungi warganya, yang mempersatukan semua komponen bangsa, dan
menyelenggarakan keadilan sosial. Imajinasi itu kemudian diwujudkan oleh para
pendiri bangsa ke dalam janji kemerdekaan.
"Imajinasi itu dibangun melalui kata, melalui
kalimat. Disebarkan melalui buku, majalah, koran, media massa. Apalagi di
Jakarta ini, di kota ini penerbit buku pertama berdiri dan menjadi tempat
perhelatan diskusi-diskusi besar kebangsaan. Di sini juga kemerdekaan Indonesia
berkumandang. Jakarta adalah tempat penyemaian yang baik bagi kemerdekaan
Indonesia yang dari imajinasi. Berdasarkan aspek sejarah dan keterkaitannya
dengan literasi dan perbukuan ini, Jakarta mengajukan diri menjadi Kota Buku
Dunia dan juga akan mengajukan proposal sebagai Kota Sastra. Jakarta sangat
siap untuk menyambut keduanya," ungkap Gubernur Anies.
Baca Juga:
Dinkes Jakarta Tegaskan Tak Ada Lonjakan Covid-19, Meski Kasus Global Naik
Pengajuan proposal ini dilakukan oleh Komite Jakarta
Kota Buku yang dibentuk oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan,
melalui Keputusan Gubernur Nomor 742 Tahun 2020. Laura Bangun Prinsloo selaku
Ketua Harian Komite Jakarta Kota Buku menerangkan tentang makna dari tagline
yang diusung, Eja.kar.ta, Everybody"s Reading.
"Eja memiliki arti dalam kelas verba atau kata
kerja yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman sehingga
Eja.kar.ta diharapkan bisa menjadikan Jakarta kota ramah buku, tempat di mana
membaca adalah bagian dari kegiatan masyarakatnya, sehingga buku bisa hadir di
setiap sudut kota. Salah satu program mendukung ide ini adalah menghadirkan
kutipan-kutipan buku di media luar ruang milik Pemprov DKI Jakarta," ujar
Laura.
Sejumlah kutipan para penulis Indonesia saat ini sudah
bisa dilihat di sejumlah media luar ruang yang dikelola Pemprov DKI Jakarta, di
antaranya di beberapa stasiun MRT Jakarta. Kutipan-kutipan terpilih tersebut
adalah dari Wiji Thukul, Sapardi Djoko Damono, Laksmi Pamuntjak, Agustinus
Wibowo, Avianti Armand, M. Aan Mansyur, Yusi Avianto Pareanom.
Baca Juga:
Siap Tangani Kegawatdaruratan, Kepulauan Seribu Siagakan Dua Unit Ambulans
Pembuktian Jakarta sebagai kota yang mendukung
kegiatan yang meningkatkan minat baca ini tak hanya dilakukan dengan mengikuti
pencalonan UNESCO WBC, tetapi juga mengikuti pencalonan untuk menjadi City of
Literature 2021, di mana proposal paling lambat harus diterima UNESCO pada Juli
2021.
Untuk itu, saat ini Komite Jakarta Kota Buku tengah
dalam proses penulisan proposal untuk bisa memenuhi tenggat waktu yang
ditetapkan. (Tio)