SUMUT.WAHANANEWS.CO - Soal Wakil Bupati Dairi Terpilih, Wahyu Daniel Sagala atas dugaan penganiayaan terhadap seorang warga bernama Roy Erwin Sagala dan peristiwa itupun telah dilaporkan ke pihak kepolisian terus menuai kritikan dan menjadi perhatian publik. Kendatipun Wahyu Daniel Sagala menampik atas peristiwa yang telah terjadi namun korban menyatakan bahwa Wahyu Daniel Sagala adalah orang yang pertama memukul dirinya dan disambut oleh rekan rekannya.
Wakil Bupati Terpilih, Wahyu Daniel Sagala membantah bahwa dirinya telah memukul Roy Erwin Sagala, ia menyatakan saat dikonfirmasi WahanaNews.co bahwa dirinya tak bertemu dengan Roy.
Baca Juga:
Dairi Berduka: Wakil Bupati Terpilih Diduga Lakukan Penganiayaan
"Jumpa aja ngk, Konon pemukulan, Karna beliau sudah buat pengaduan, Kita tunggu aja Siapa yg benar silihku," katanya, Sabtu (11/1/2025) lalu
Tak hanya itu, ia pun juga memberi statement kepada sebuah media online, bahwa dirinya pada peristiwa itu sedang berada di salah satu rumah anggota DPRD Sumut.
Mendengar statement Wahyu Daniel Sagala, Roy Erwin Sagala saat dikonfirmasi kembali ia menerangkan bahwa Wahyu Daniel Sagala memang berada di Gudang lokasi penganiayaan yang telah ia alami.
Baca Juga:
Jejak Ekab Bupati Dairi 2019-2024 (Bag 1): Baru Setahun, "Pecah Kongsi" dengan Wakil Bupati
"Dia ada di gudang itu bang, soal dia berada di salah satu rumah anggota DPRD Sumut, itu juga benar, jadi setelah dia pulang dari rumah itu baru lah terjadi peristiwa itu," terangnya.
Saat ditanya bagaimana Roy Erwin Sagala mengetahui bahwa Wahyu Daniel Sagala berada di salah satu rumah anggota DPRD Sumut, Roy Sagala mengatakan saat ia berhasil keluar dari gudang tersebut, keesokan harinya ia pergi ke rumah saudaranya yang tak jauh dari kediaman salah satu anggota DPRD Sumut.
"Keesokan harinya aku mau pergi, karena minyak kereta ku hampir habis, jadi aku pergi ke rumah saudara yang tak jauh dari rumah salah satu anggota DPRD Sumut yang si Wahyu Daniel Sagala maksud, untuk meminjam duit, untuk isi minyak, dari situlah aku tau, bahwa si Wahyu sebelum ke gudang, dia berada di rumah salah satu anggota DPRD Sumut itu," akunya.
"Namun setelah itu ia ke gudang dan terjadi lah peristiwa pemukulan yang ku alami," tambahnya, sembari ia menjelaskan bahwa pada peristiwa itu ada orang lain yang melihat Wahyu Daniel Sagala berada di lokasi pemukulan tersebut.
Kasat Reskrim Polres Dairi, AKP Meetson Sitepu mengatakan bahwa benar Roy Erwin Sagala telah membuat laporan atas apa yang dialaminya ke Polres Dairi.
"Laporan tsb benar dan saat ini masih dalam proses Penyelidikan(minta keterangan pelapor dan saksi2)," tegasnya.
Atas kejadian ini Ketua Umum Relawan Padamu Negeri Albert Soekanta mengatakan tindakan dugaan penganiayaan yang dilakukan wakil bupati terpilih tersebut mengundang kecaman atas tindakan main hakim sendiri.
"Tindakan tersebut tidaklah memberikan contoh yang baik dan tindakan yang tidak beretika. Seharusnya sdr Wahyu membawa pelaku pencuri tersebut kepihak aparat hukum," ungkapnya.
Albert Soekanta yang juga Ketua OKP GARDA BANPER menyampaikan sebagai tokoh masyarakat yang juga sebagai wakil Bupati terpilih Dairi tidak pantas melakukan tindakan penganiayaan.
"Tindakan itu merupakan tindakan yang tidak beretika, seharusnya diserahkan kepada aparat hukum terkait, ujarnya.
Albert Soekanta menambahkan jika kejadian tersebut benar, maka kasus pencurian tersebut dibawa keranah hukum, dan jika benar terjadi dugaan tindakan penganiayaan maka hal tersebut juga dapat dibawa keranah hukum karena tidak sesuai dengan etika sebagai pejabat publik yg terpilih.
WD Sagala secara moral dituntut minta maaf kepada korban,keluarga dan kepada seluruh masyarakat Kab Dairi.
Sebagai pemimpin dan wakil bupati terpilih harus berani mengakui kesalahan yg tidak beretika main hakim sendiri.
Dewan Pembina Martabat Prabowo-Gibran, Ukkap Marpaung mengimbau masyarakat Dairi mengawal kasus ini agar mendapatkan keadilan dan transparan.
"Diharapkan kepada masyarakat kabupaten Dairi dan teman teman agar dikawal kasus ini agar segera terang benderang agar mendapatkan keadilan dan transparan," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan Wakil Bupati Dairi terpilih 2024-2029, Wahyu Daniel Sagala, dilaporkan ke polisi atas dugaan penganiayaan terhadap warga sipil, Roy Erwin Sagala, warga Medan Labuhan Kota Medan. Menurut Surat laporan polisi, Roy Erwin Sagala menjadi korban pengeroyokan yang mengakibatkan lebam di rahang dan perut akibat pemukulan dan penendangan oleh terlapor.
Laporan polisi nomor LP/B/12/I/2025/SPKT/POLRES DAIRI/POLDA SUMATERA UTARA, yang diajukan pada 9 Januari 2025, menjadi bukti nyata atas dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oleh seorang pejabat publik yang seharusnya menjadi panutan masyarakat. Istri korban, Hermina Simarmata, membenarkan kejadian tersebut melalui call WhatsApp kepada WahanaNews.co, meskipun mengaku tidak menyaksikan langsung peristiwa mengerikan itu.
Kejadian ini memicu kemarahan dan keprihatinan publik, khususnya di Kabupaten Dairi. Ukkap Marpaung, Dewan Pembina Martabat Prabowo-Gibran, mengecam keras tindakan Wahyu Daniel Sagala, yang menurutnya merupakan contoh buruk bagi pemimpin daerah.
"Seperti ini rupanya kualitas calon Wakil Bupati Dairi yang sudah terpilih," tegas Ukkap Marpaung.
Ukkap Marpaung mendesak aparat kepolisian untuk memproses kasus ini secara cepat dan transparan.
"Hal hal seperti ini tidak boleh ada di kabupaten Dairi," tegasnya.
Ia juga mempertanyakan perilaku Wakil Bupati terpilih yang tega memukul rakyat, padahal seharusnya seorang pemimpin mengayomi dan melindungi masyarakatnya.
"Mana ada wakil bupati seperti ini perilakunya? Bupati itu mengayomi masyarakatnya, kalau seperti ini perilaku Wakil Bupati terpilih, wah sadis lah," ujarnya.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan serius tentang penegakan hukum dan keadilan di Kabupaten Dairi. Apakah aparat penegak hukum berani memproses kasus ini secara objektif dan tanpa pandang bulu, atau akan terjebak dalam pusaran politik dan kekuasaan?. Jika kasus ini tidak ditangani secara serius, maka akan menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum dan keadilan di Kabupaten Dairi, serta dapat memicu ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemimpin terpilih.
Penting bagi masyarakat untuk terus mengawal kasus ini dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan. Semoga kasus ini menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan di Kabupaten Dairi dan membangun sistem hukum yang adil dan berpihak pada rakyat.
Saat dikonfirmasi Wakil Bupati terpilih Wahyu Daniel Sagala via WhatsApp mengatakan dirinya belum mengetahui jika dirinya dilaporkan.
"Saya belum tau Kalau ada laporan resmi dari polisi Silihku," ujarnya.
Saat dikonfirmasi Kasat Reskrim Polres Dairi, AKP Meetson Sitepu menyatakan akan mengeceknya kembali.
"Saya cek dulu ya pak," tutupnya.
[Redaktur : Dedi]