WahanaNews.co I Upaya mendirikan Universitas Negeri
Umum di Kab. Tapanuli Utara terus di gaungkan.
Baca Juga:
Percepatan Pembangunan dan Peningkatan SDM, Pemkab Samosir MoU dan MoA dengan IAKN Tarutung
Kali ini, Ketua PKK Kab. Tapanuli Utara, Satika Simamora, Istri
Bupati Tapanuli Utara turut "berkampanye" akan pentingnya Universitas Negeri
Umum di Kab. Tapanuli Utara, pada acara Seminar Ama HKBP Regional I dan Gema
Nada untuk Dana Pensiun HKBP di Auditorium HKBP Seminarium Sipoholon, Jumat, (21/05/2021) lalu.
Dikutip dari laman FB Dinas Informasi dan Komunikasi Kab. Tapanuli
Utara, Satika dalam sambutan pada acara tersebut menyampaikan, ada 2 (dua) gambaran
umum yang dia lihat dari kebijakan Bupati Tapanuli Utara.
Baca Juga:
Puluhan Mahasiswa IAKN Tarutung KKN di Pakpak Bharat
Dari segi kemanusiaan selain segi Iman, yang pertama adalah Ilmu
Pengetahuan melalui pendidikan yang memadai dan "masalah perut" yang berarti
perekonomian yang tercukupi.
Perbaikan infrastruktur dan pertanian merupakan sebagian
dari upaya peningkatan perekonomian. Selanjutnya, perlu dipikirkan bagaimana
supaya Ilmu Pengetahuan tercapai.
Menurut Satika, itulah salah satu alasan kenapa Bupati Tapanuli
Utara bertekad untuk membangun Universitas Negeri di Tapanuli Utara. Agar anak
anak di Tapunuli Utara bisa mendapatkan pendidikan yang baik dengan biaya lebih
murah serta tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup dalam memajukan
Tapanuli Utara.
"Saya mengajak semua masyarakat untuk saling bergandeng
tangan agar Universitas Negeri Umum itu bisa terwujud demi kesejahteraan
masyarakat Tapanuli Utara," kata Satika Simamora, didepan Ephorus HKBP Pdt.
DR. Robinson Butarbutar, dan sejumlah petinggi HKBP.
Adanya upaya Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan
mendirikan Universitas Negeri bersifat umum di Tapanuli Utara dengan nama Universitas
Tapanuli Raya (UNTARA) memang masih menjadi polemik. Sebab usulan Bupati kepada
Presiden RI dan dan kepada Kementerian terkait, adalah dengan maksud merubah Institut
Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung.
Perihal pendirian sebuah Universitas Negeri Umum dengan nama
UNTARA, sudah di "kampanyekan" Bupati kepada Masyarakat Tapanuli Utara, yang
nyata sejak awal Musyawarah Rencana Pembangunan (Murembang) untuk T.A 2022 di setiap
kunjungan ke desa-desa dan dusun-dusun di Tapanuli Utara pada sejak bulan Januari
2021.
Tentu saja, gagasan Bupati sangat di apresiasi masyarakat,
termasuk para anak rantau dari Tapanuli Utara. Sebab, tidak diketahui bahwa
pendirian UNTARA tersebut dengan alternatif merubah IAKN Tarutung.
Adanya upaya Bupati "merebut" IAKN Tarutung menjadi
Universitas Negeri Umum, inilah yang menjadi pro dan kontra sampai saat ini.
Sebab sebagian masyarakat mengatakan, pusat pendidikan
Kristen IAKN Tarutung tidak terlepas dari Sejarah kedatangan pembawa Agama
Kekristenan di Tanah Batak, IL. Nomensen Sejak 1863.
Dalam Sejarah tercatat, Nommensen telah menjalankan misi Kristenisasi
di Tanah Batak, berbasis di Pea Raja, Tarutung, dia mendirikan sekolah misi
bernama Batak Mission.
Pelayanan yang difokuskan dalam Bidang Pendidikan dan Kesehatan
menarik banyak penduduk Batak untuk memeluk agama Kristen. Hingga tahun 1870, sudah berdiri 10 sekolah
zending Batak Mission di Lembah Silindung. Cikal bakal Pusat HKBP di Pea
Raja Tarutung, sampai sekarang.
Hadirnya Prof. Yusuf LH Menentang Kebijakan Bupati Merubah
IAKN Tarutung Menjadi UNTARA
Awal-awal maksud dan tujuan Bupati Tapanuli Utara hendak
mendirikan UNTARA di Tapanuli Utara, tidak menjadi soal termasuk dari pihak
IAKN Tarutung sendiri.
Polemik baru timbul ketika mengetahui secara resmi, bahwa
dalam Proposal yang diajukan Bupati kepada Presiden RI, Jokowi Widodo, ternyata
Bupati Tapanuli Utara hendak mentransformasikan IAKN Tarutung menjadi UNTARA.
Sementara, IAKN Tarutung sendiri sedang mempersiapkan menajadi
Universitas Umum dengan nama Universitas Kristen Negeri (UKN) tetap dibawah
naungan Kementerian Agama.
Dengan perubahan menjadi UKN tentu tidak saja
melaksanakan Program Study (Prody) tentang Agama Kristen. Tetapi Prody lain
yang umum juga akan ada.
Dalam rangka persiapan tersebut, Rektor Universitas Sumatera
Utara menempatkan Prof. Yusuf Leonardo Henuk, menjadi Guru Besar di IAKN
Tarutung sekaligus dalam rangka persiapan menjadi UKN Tarutung.
Prof. Yusuf LH yang mendapat "mandat" membantu persiapan perubahan
tersebut, merasa ada kejanggalan. Termasuk mengkritisi kajian proposal perubahan
IAKN Tarutung menjadi UNTARA yang dikirimkan kepada Presiden dan Kementerian
terkait.
Pihak IAKN Tarutung, tidak rela Institusi mereka dirubah
begitu saja, yang menurut pengakuan IAKN Tarutung tidak pernah dilibatkan soal
perubahan itu sendiri.
Polemik semakin berlanjut, Prof. Yusuf LHK, tidak cukup berhenti
disana. Dia yang menyebut dirinya "Inspektur Vijai dari Rote" terus melakukan
upaya bahwa kebijakan Bupati Tapanuli Utara tidak tepat.
Bahkan, gelar "Drs" yang dipakai oleh Bupati Tapanuli Utara Nikson
Nababan, turut di persoalkan Inspektur Vijai dari Rote.
Ia sampai mengunjungi Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa
(STPMD) di Yogyakarta bulan lalu, (Almamater S1 terakhir Nikson Nababan) untuk mencari data data pendukung bahwa pemakain
gelar "Drs" Bupati Tapanuli Utara tidak
sesuai aturan. Sebab sebelum menjabat menjadi Bupati, Nikson Nababan memakai
gelar "S.Sos."
Langkah si Inspektur Vijai dari Rote ini pun tidak sampai
disitu, selain berkirim surat, dia juga membuat laporan terbuka ke Aparat Penegak
Hukum. Termasuk soal pemakaian gelar "Drs" oleh Bupati dan Kajian UNTARA mentransformasikan
IAKN Tarutung yang dituding ada pencantuman data yang tidak benar (bohong) dalam
Kajian tersebut.
Di Jakarta si "Inspektur Vijai dari Rote" ber gerilya
mendatangi para pemangku kepentingan termasuk para politisi, agar IAKN Tarutung
tidak di rubah menjadi UNTARA.
Baginya, hal ini tidak menjadi soal, sebab dia menyandang gelar Profesor dan Guru Besar aktif.
Informasi yang didapat WahanaNews.co menyebutkan, Prof.
Yusuf LH sudah berhasil bertemu dengan Direktur Urusan Agama Kristen,
Kementerian Agama RI, Jannus Pangaribuan, SH., MM.
Juga berhasil menemui Direktur Jenderal Bimas Kristen,
Kementerian Agama RI, Prof. Thomas Pentury.
Dikatakan oleh Prof. Yusuf LH, Dirjen Bimas Kristen sudah
memfasilitasi, dan telah berbicara cukup lama dengan Rektor IAKN Tarutung.
"Telah mendapat jaminan dari Kementerian Agama RI bahwa IAKN Tarutung
sudah pasti di Transformasi menjadi UKN," tulis Prof. Yusuf LH, melalui pesan WA, Rabu,
(19/05/2021)
"Kami berdua dari Indonesia Timur sepakat, kulit kami berdua
hitam, tapi hati kami berdua betul-betul putih. Tidak lama lagi IAKN-Tarutung
ditransformasi menjadi UKN-Tarutung dan akan merupakan satu-satu UKN pertama di
Indonesia," tambah Prof. Yusuf LH, si Inspektur Vijai dari Rote. (tum)