Selain itu, timnya telah mengembangkan alat penghitungan emisi karbon berbasis Excel yang dapat membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan transportasi rendah karbon.
“Kami berharap alat ini dapat menjadi rekomendasi untuk pemerintah dalam merancang kebijakan jangka pendek dan panjang yang berdampak besar tetapi tetap efisien,” kata Ririn.
Baca Juga:
Terminal Lubuk Pakam Siap Uji Coba
Acara ini juga mempresentasikan Prioritisation Framework, panduan untuk memetakan langkah strategis yang realistis dan berpotensi tinggi, sehingga kebijakan yang diterapkan dapat direplikasi di kota lain di Indonesia.
Program ini dijadwalkan selesai pada Maret 2025, dengan beberapa agenda lanjutan, termasuk pelatihan pembiayaan hijau dan mobilitas aktif pada Februari mendatang. “Kami berharap kolaborasi ini dapat terus berkembang untuk mempercepat transisi menuju transportasi berkelanjutan di Sumatera Utara,” pungkas Agustinus. (*)
[REDAKTUR: HADI KURNIAWAN]