WahanaNews.co | Sejumlah Tokoh dan Relawan Jokowi meminta agar Presiden Jokowi tindak tegas dan pecat segera Moeldoko.
Baca Juga:
Maruli Siahaan Dilantik Jadi Anggota DPR RI, Rayakan Syukuran di HKBP Sei Agul
"Moeldoko membuat blunder politik dan memposisikan dirinya menjadi musuh bersama bagi politiskus yang punya etika dalam demokrasi," ucap KetuaUmum Relawan Padamu Negeri, Albert Soekanta.
Moeldoko yang dianggap sudah merusak tatanandemokrasi dan tidak memiliki etika politik, dimana ia telah mempertontonkan birahi politiknya tanpa megindahkan statusnya sebagai orang dekat Presiden Jokowi yang selalu mencanangkan revolusi mental yang intinya adalah kekuatan moral, ahlak dan etika, imbuh Albert Soekanta.
Baca Juga:
Seorang Pria di Bekasi Larang Relawan Dirikan Posko Mudik Lebaran, Kapolda: Kita Lawan!
Carut marutnya dunia politik yang dilakukan oleh Moeldoko mendapat tanggapan dari tokoh-tokoh Nasional, termasuk para ketua-ketua umum Relawan Jokowi.
Seperti halnya dengan anggota DPD RI Prof JimlyAsshiddiqie yang meminta agar Moeldoko dipecat Jokowi dari Kepala Staf Kepresidenan, menurutnya, pemerintah bisa mengambil opsi untuk tidak mengesahkan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deliserdang, Medan, Sumatera Utara. Dimana, hasil kongres tersebut menetapkan Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko sebagai Ketum Demokrat.
Sementara opsi kedua, kata Jimly, pemerintah atau Presiden Joko Widodo (Jokowi) memecat Jenderal Moeldoko dari jabatannya sebagai KSP dan mencari penggantinya. Dua opsi itu digulirkan Jimly agar pemerintah tetap netral dalam menyikapi kisruh yang terjadi di Partai Demokrat.
"Kalau pemerintah hendak memastikan sikap netralnya, bisa saja pemerintah (1) tidak mengesahkan pendaftaran pengurus 'KLB' tersebut; (2) Presiden angkat KSP baru untuk gantikan Moeldoko sebagaimana mestinya," ujarnya melalui akun twitter pribadinya @JimlyAs yang diunggah pada Sabtu (6/3/2021).
Senada dengan hal itu, tokoh Partai NasdemIrma Chaniagojuga mengatakan, demi keamanan Presiden dari fitnah, ia berharap Moeldoko mundur dari KSP.
Tidak beda halnya dengan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Kawendra Lukistian mengatakan yang dilakukan oleh Moeldoko telah membuat malu karena bertindak rendahan di konflik Partai Demokrat saat ini.
"Pak Moeldoko sedang mengemban amanah yang tinggi dan strategis sebagai KSP, tapi sayang sekali bertindak rendahan. Terkesan jelas, tidak punya malu," ujar Kawendra kepada wartawan, Senin (8/3).
Kawendra menuturkan yang dilakukan mantan Panglima TNI tersebut juga telah membuat malu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Karena posisinya sebagai seorang pejabat negara.
"Harusnya dengan jabatan yang diemban saat ini dengan posisi satu jengkal dari Presiden Jokowi, jangan sampai melakukan tindakan rendahan dan berpotensi merusak marwah negara. Bikin malu Presiden kita," katanya.
Oleh sebab itu, Kawendra menyarankan supaya Moeldoko segera mundur dari jabatannya di KSP, sebab saat ini masyarakat sedang disibukkan dengan pandemi Covid-19. Namun, Moeldoko malah membuat malu Presiden Jokowi.
Kawendra mengatakan, pernyataan Moeldoko di awal menegaskan yang dia lakukan tidak berkaitan dengan pemerintah. Tapi, jabatan sebagai KSP itu melekat dan tidak bisa dipisahkan.
Rudi S Kamri dalam video kanal anak bangsa juga menyebutkan bahwa presiden tidak nyaman dengan silang sengkarut Partai Demokrat dengankata lain tidak setuju apa yg dilakukan oleh Moeldoko.
Begitu juga dengan Relawan Laskar Rakyat Jokowi, Sekjen LRJ mengatakan tindakan Moeldoko memalukan secara etika politik.
Ketua Umum Relawan Padamu Negeri, Albert Soekanta dalam keterangannya menambahkan bahwa Republik ini butuh politisi yang baik dan berjiwa Negarawan, bukan seperti Moeldoko yang tidak punya etika dan bahkan merusak kredibilitas pak Jokowi.
"Moeldoko membuat blunder politik dan memposisikan dirinya menjadi musuh bersama bagi politiskus yang punya etika dalam demokrasi," ucapnya. (JP)