Sumut.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyatakan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan ajang lari lintas alam kelas dunia Trail Of The King (TOTK) 17–19 Oktober 2025 di Kabupaten Samosir.
MARTABAT menekankan pentingnya keterlibatan semua pemerintah kabupaten yang berada di kawasan Otorita Danau Toba agar event ini benar-benar menjadi momentum kebangkitan pariwisata dan ekonomi masyarakat setempat.
Baca Juga:
Melalui Pembentukan MPA, INALUM Perkuat Kesiap siagaan Karhutla di Kawasan Danau Toba
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa TOTK bukan hanya ajang olahraga, melainkan juga simbol keterbukaan Danau Toba kepada dunia.
“Kami meminta seluruh Pemkab di kawasan Danau Toba, mulai dari Samosir, Toba, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, Simalungun, hingga Tapanuli Utara, untuk satu suara menyukseskan event ini. Jangan sampai hanya menjadi tontonan sesaat, tapi harus menjadi warisan tahunan yang mengangkat martabat daerah,” ujar Tohom, Sabtu (27/9/2025).
Menurutnya, keberhasilan TOTK akan memberikan dampak berganda. Pertama, pariwisata Danau Toba akan semakin dikenal secara internasional dengan hadirnya peserta dari lebih 25 negara.
Baca Juga:
Info Keberangkatan Kapal Tradisional Dari Kabupaten Samosir
Kedua, UMKM lokal, sektor pertanian, dan industri kreatif akan ikut terdorong karena aktivitas ekonomi pasti meningkat selama acara berlangsung.
“Bila dikelola serius, event ini bisa menjadi pengungkit ekonomi rakyat, bukan hanya pesta olahraga,” ucap Tohom menambahkan.
Lebih jauh, ia menilai kesiapan lintasan, kebersihan lingkungan, serta keamanan harus dijaga maksimal.
“Rute yang melintasi Pangururan, Sianjur Mulamula, Simanindo, hingga Ronggurnihuta bukan sekadar jalur lomba, tapi panggung promosi alam dan budaya Batak kepada dunia. Kita harus menunjukkan wajah terbaik Danau Toba,” katanya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengatakan bahwa sinergi antar daerah dalam kawasan Danau Toba adalah hal yang mutlak.
Ia menilai TOTK bisa menjadi contoh konkret bagaimana aglomerasi pariwisata harus dikelola secara bersama-sama, bukan jalan sendiri-sendiri.
“Event kelas dunia hanya bisa berhasil bila ada orkestra bersama. Pemerintah pusat sudah memberi perhatian, kini giliran pemerintah daerah memastikan semua berjalan mulus,” tegasnya.
Sebagai penutup, Tohom kembali menekankan bahwa TOTK bukan sekadar ajang olahraga lari, melainkan batu loncatan untuk menempatkan Danau Toba sebagai destinasi unggulan dunia.
“Kalau kita gagal memanfaatkan momentum ini, maka kita yang rugi. Tetapi bila kita berhasil, nama Danau Toba akan sejajar dengan destinasi wisata kelas dunia lainnya,” pungkasnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]