WahanaNews.co I Musim hujan dipenghujung akhir tahun
2020 sampai sekarang, membuat kondisi Jln. Raya Narogong dari arah Cileungsi Kab.
Bogor menuju Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang Kota Bekasi (tepatnya
di pertigaan Jln. Camat Enjan), rusak menyebabkan lobang-lobang menganga
ditengah jalan.
Baca Juga:
PTAR Tanam Mangrove, Warga Tapteng Dapat Manfaat
Akibatnya lobang yang ditutupi genangan air, membuat
pengendara lalu lintas memperlambat laju kendaraannya. Kemacetan diperparah
karena jalan dilintasi truk-truk besar pembawa sampah warga Ibukota Jakarta menuju
TPST Bantar Gebang.
Baca Juga:
Jangan Permainkan RDKK, Pupuk Bersubsidi Bermanfaat pada Rakyat Tani
Truk sampah milik Pemda DKI Jakarta itu, selain membawa aroma
bau tidak sedap dan bau dari tetesan air lindi, juga turut berperan membuat jalan cepat rusak.
Jalanan yang digenangi air dilindas truk sampah besar bermuatan penuh, menjadikan
kontruksi jalan aspal bertambah rapuh.
Masyarakat Kab. Bogor yang berdomisili di wilayah timur (Botim)
yang merupakan perlintasan truk-truk sampah milik Prov. DKI Jakarta menuju TPST
Bantar Gebang, sesungguhnya sudah berulang menyampaikan protes agar truk-truk
sampah tidak lagi melintasi wilayah Bogor bagian Timur. Meminta truk sampah
Prov. DKI Jakarta agar melewati daerah Jatiasih Kota Bekasi.
Beberapa tahun lalu masyarakat Bogor timur yakni Kec. Gunung
Putri dan Kec. Cileungsi yang merasakan dampak langsung kemacetan dan bau yang
ditimbulkan truk pengangkut sampah itu, pernah melakukan aksi demo dan menutup akses
kendaraan truk pengangkut sampah milik Provinsi DKI Jakarta menuju TPST Bantar
Gebang. Penutupan akses truk dilakukan tepat di Fly over Cileungsi.
Hal itu juga dilakukan, lantaran Pemda DKI Jakarta tidak
memberikan dana konpensasi kepada masyarakat di dua Kecamatan. Setelah ada
kesepakatan dengan masyarakat, blokade akses truk sampah DKI Jakarta pun dibuka
kembali.
"Masyarakat yang terdampak langsung dan dirugikan akibat
truk sampah milik Pemda DKI Jakarta itu adalah Masyarakat yang ada di Bogor
Timur (Botim). Warga Desa Nagrak Kec. Gunung
Putri, Desa Cileungsi, Desa Cileungsi Kidul, Desa Pasirangin, Desa Limusnunggal
Kec. Cileungsi," kata Wakil Ketua Laskar Maung Bodas (LMB) Kab. Bogor, Agus
Rahya.
Dia melanjutkan, warga di dua Kecamatan tersebut dilintasi
truk pengangkut sampah setiap hari. Warga menghirup udara tidak sedap dari truk
sampah yang melintas.
Pada hal menurutnya, setelah aksi memblokade truk, Pemda DKI
Jakarta setiap tahun anggaran memberikan dana hibah atau bantuan ke Pemda Kab. Bogor.
"Pemda Prov. DKI memberi bantuan kepada Pemda Kab. Bogor
karena truk pengangkut sampah melintasi Jln. Raya Gunung Putri dan wilayah Kec.
Cileungsi, wilayah Bogor timur. Tapi masyarakat Bogor Timur tidak merasakan
langsung pembangunan dari bantuan Pemda DKI Jakarta, yang disalurkan melalui
proposal Pemda Kab. Bogor," tamba Rahya.
Pihaknya merasa dibodohi dan perlakuan Pemda Kab. Bogor
tidak adil. Sebab jalan perlintasan truk sampah DKI Jakarta saja dibiarkan
rusak tidak segera diperbaiki.
Dirinya mempertanyakan kepedulian para anggota DPRD Kab.
Bogor yang berangkat dari Dapil II Bogor Timur. Memohon agar para anggota dewan
peduli terhadap masyarakat Bogor timur khususnya terkait dana hibah.
Dia mengatakan, bila para wakil rakyat tidak bisa memenuhi
permintaan warganya, kemungkinan melakukan aksi serupa dengan memblokade akses truk
sampah milik Prov. DKI Jakarta akan pihaknya lakukan. Menuntut Pemkab Bogor transparan dan warga
Botim dapat merasakan manfaatnya. (tum)